bannerdiswayaward

Dualisme Kepemimpinan PPP Muncul Usai Muktamar di Ancol, Pengamat: Harus Ada Islah

Dualisme Kepemimpinan PPP Muncul Usai Muktamar di Ancol, Pengamat: Harus Ada Islah

Dualisme Kepemimpinan PPP Muncul Usai Muktamar di Ancol, Pengamat: Harus Ada Islah-Istimewa-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Muktamar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang digelar di Ancol pada akhir September ini memunculkan dualisme kepemimpinan dalam tubuh Partai berlambang Kabah tersebut.

Dua nama yang mengklaim sebagai ketua umum terpilih adalah Muhammad Mardiono dan Agus Suparmanto.

BACA JUGA:Biaya Terus Meningkat, Danamon Tawarkan Solusi Perencanaan Keuangan Haji Sejak Muda

BACA JUGA:Film Rangga & Cinta Siap Tayang di Bioskop, Hadirkan Nostalgia Kisah Cinta Ikonik

Keduanya mengaku terpilih secara aklamasi dan mengklaim kepemimpinan yang sah sesuai AD/ART PPP.

Pengamat politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Profesor Lili Romli, menilai bahwa dualisme ini berpotensi mengganggu konsolidasi partai dan elektabilitas PPP ke depan.

"Konflik internal PPP dalam muktamar X terjadi dalam pemilihan ketua umum PPP sehingga melahirkan dualisme kepemimpinan. Masing masing kubu bertahan dan mengklaim sebagai ketua umum," kata Prof. Lili saat dikonfirmasi, Senin 29 September 2025

Perseteruan ini juga tak lepas dari hasil Pemilu 2024 yang menyatakan PPP tidak lolos ke Senayan. 

Kondisi tersebut dijadikan dasar oleh kubu Agus Suparmanto untuk menolak kepemimpinan Mardiono.

BACA JUGA:Lirik Lagu 5,4,3 (Pretty Woman) - S.Coups dan Mingyu SEVENTEEN Feat Lay Bankz, Lengkap Terjemahan Bahasa Indonesia

BACA JUGA:Jangan Remehkan Bahaya Tidur di Suhu Panas, Simak Tips Ini Dijamin Bikin Nyenyak

"Bagi pendukung Agus, kepemimpinan Mardiono dianggap gagal karena PPP tidak lolos ke Senayan. Oleh karena itu tidak boleh memimpin PPP karena ia sudah kehilangan legitimasi untuk memimpin lagi," ujarnya.

Namun, kubu Mardiono memiliki pandangan berbeda. Mereka menilai kegagalan PPP bukan semata tanggung jawab satu orang.

"Sementara bagi para pendukung Mardiono, kegagalan PPP tersebut bukan kegagalan memimpin tapi bersifat kolektif. Kelompok ini juga menolak PPP dipimpin dari pihak eksternal, mestinya harus mendukung pemimpin dari internal PPP," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads