Universitas Esa Unggul Selenggarakan Bimtek Tracer Study Bersama LLDIKTI Wilayah III
UNESA bekerja sama dengan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah III sukses menyelenggarakan Bimbingan Teknis di Kampus Unesa Tangerang-Istimewa-
“Tracer study merupakan salah satu instrumen penting untuk menilai ketercapaian kompetensi lulusan dan kesesuaian dengan kebutuhan dunia kerja. Data yang akurat dan terkelola dengan baik dari Tracer study akan menjadi masukan yang berharga, baik bagi perguruan tinggi maupun bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan pendidikan tinggi di masa depan,” ujar beliau.
Memasuki sesi inti, peserta memperoleh pemaparan materi dari para pakar. Moderator dari empat pakar ini adalah Dr. Elistia, S.E., M.M.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai pendaftaran, program studi, maupun kegiatan di Universitas Esa Unggul, silakan kunjungi https://bit.ly/universitasesaunggul-bimtek-tracerstudy-disway
Dr. rer. pol. Ied Veda R. Sitepu, S.S., M.A. selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama - Universitas Kristen Indonesia membuka sesi pemaparan dengan topik Pengantar Tracer Study. Dalam pemaparannya, ia menekankan bahwa tracer study merupakan instrumen dasar yang harus dipahami oleh seluruh perguruan tinggi karena menjadi landasan awal untuk mengetahui kondisi lulusan, baik dari aspek pekerjaan, relevansi kompetensi, maupun tantangan yang dihadapi.
Menurutnya, pengenalan tracer study yang baik akan membantu institusi membangun sistem pelacakan yang berkelanjutan.
“Tracer study yang dilakukan secara serius akan menjadi jembatan antara kampus dan dunia kerja, sehingga hasilnya dapat menjadi dasar pembaruan kurikulum sekaligus penguatan daya saing lulusan,” ujar beliau.
Dilanjutkan oleh Prof. Ir. Ahmad Syafiq, M.Sc., Ph.D. dari Universitas Indonesia yang menguraikan Kerangka Konseptual dan Analisis Data. Beliau menjelaskan pentingnya perencanaan metodologi dan analisis yang tepat agar data tracer study dapat diolah menjadi informasi strategis. Menurut pandangannya, data yang terkumpul tidak hanya berhenti pada angka statistik, melainkan harus ditransformasi menjadi insight yang berguna bagi pengembangan kurikulum, penelitian, dan kebijakan institusi.
“Data bukan sekadar angka di atas kertas, melainkan bahan bakar bagi kebijakan dan inovasi. Jika data tracer study dianalisis dengan benar, ia bisa menjadi dasar dalam merumuskan kurikulum yang relevan, memperkuat penelitian aplikatif, serta merancang program yang lebih adaptif terhadap kebutuhan dunia kerja,” jelas beliau.
Materi berikutnya disampaikan oleh Prof. Dr. drg. Sandra Fikawati, M.P.H. selaku Kasubdit Alumni dan Tracer Study Universitas Indonesia dengan fokus pada Manajemen: Perencanaan, Pengelolaan, Pelaporan, dan Evaluasi. Ia menegaskan bahwa keberhasilan tracer study tidak hanya bergantung pada instrumen dan responden, tetapi juga pada manajemen pelaksanaan yang terencana dengan baik. Mulai dari persiapan, pengumpulan data, hingga evaluasi hasil harus dijalankan secara konsisten agar menghasilkan data yang valid dan akuntabel.
“Jika tracer study dikelola secara terstruktur dan dievaluasi secara berkala, maka hasilnya akan menjadi pijakan strategis dalam merancang program akademik yang adaptif sekaligus meningkatkan akuntabilitas perguruan tinggi di mata publik,” ungkapnya.
Setelah penyampaian materi oleh tiga narasumber pertama, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Pada sesi ini, peserta aktif mengajukan pertanyaan seputar tantangan pelaksanaan tracer study di perguruan tinggi, strategi analisis data, hingga mekanisme evaluasi yang efektif.
Diskusi berjalan dinamis dan interaktif, mencerminkan antusiasme peserta untuk memperdalam pemahaman sekaligus mencari solusi praktis bagi implementasi tracer study di institusi masing-masing.
Sesi tanya jawab ini sekaligus menjadi penutup rangkaian materi sebelum memasuki waktu ISHOMA, memberikan kesempatan bagi peserta untuk beristirahat dan bersiap mengikuti sesi lanjutan di siang hari.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
