bannerdiswayaward

Kisah Bocah Baduy Korban Begal yang Sempat Ditolak RS karena KTP di Jakarta, Kini Disambangi Gubernur Banten

Kisah Bocah Baduy Korban Begal yang Sempat Ditolak RS karena KTP di Jakarta, Kini Disambangi Gubernur Banten

Gubernur Banten Andra Soni jenguk Repan, bocah Baduy Dalam di Rumah Singgah Penghubung Banten, Jakarta.-ist-

Pada Jumat (7/11/2025), Gubernur Banten, Andra Soni, secara langsung menyambangi Repan yang kini tengah menjalani pemulihan di Rumah Singgah Badan Penghubung Provinsi Banten, di Tebet Timur Raya, Jakarta.

Melihat kondisi Repan yang sudah lebih tenang, Gubernur Andra Soni menyampaikan harapan tulus.

“Semoga lekas sembuh dan bisa segera pulang,” ujar beliau, didampingi senyum syukur dari Repan dan keluarganya. "Terima kasih atas perhatian Bapak," balas Repan singkat namun penuh makna.

Harapan Keluarga Baduy dan Jaminan Keamanan

Dalam dialog hangat dengan Gubernur, perwakilan keluarga Repan, Ata, dan perwakilan Jaro Oom (Kepala Desa Kanekes), Sanip, menyampaikan harapan besar agar pelaku begal segera ditangkap dan diproses hukum.

"Kalau tidak ditangkap dan dihukum, kami khawatir warga Baduy takut ke Jakarta karena tidak aman," tambah Sanip, menyuarakan kekhawatiran komunal warga Baduy untuk merantau ke kota.

BACA JUGA:Saat Prabowo Tanggung Utang Whoosh: Jangan Panik, Bangsa Kita Kuat!

Menanggapi hal ini, Gubernur Andra Soni menegaskan bahwa fokus Pemerintah Provinsi Banten saat ini adalah pendampingan dan pemulihan kondisi Repan, sementara proses penegakan hukum sepenuhnya diserahkan kepada aparat yang berwenang.

Ia juga mengapresiasi koordinasi baik dengan Pemda Khusus Jakarta dalam penanganan kasus ini.

Selain menjenguk Repan, Gubernur memanfaatkan kunjungan itu untuk berdialog dan menyemangati pasien lain di rumah singgah, serta mempersilakan warga Baduy di Jakarta untuk memanfaatkan fasilitas tersebut.

Rumah Singgah Banten, yang dikelola oleh Kepala Badan Penghubung Provinsi Banten, Ika Sri Erika, telah beroperasi enam bulan dan melayani sekitar 350 pasien dengan fasilitas memadai, termasuk makan dan layanan antar jemput ambulans.

Kisah Repan kini menjadi sorotan, tidak hanya tentang tindak kriminalitas, tetapi juga tentang pentingnya menjamin hak dasar kesehatan bagi setiap warga negara, tanpa terkecuali, termasuk mereka yang terikat pada tradisi dan tidak memiliki identitas modern.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads