Marah Kiamat Ditunda, Pengikut 'Nabi Nuh' asal Ghana Bakar Bahtera yang Diramalkan

Marah Kiamat Ditunda, Pengikut 'Nabi Nuh' asal Ghana Bakar Bahtera yang Diramalkan

Pembakaran bahtera (ark) oleh pengikut "Nabi Nuh" asal Ghana -ist-

ACCRA, DISWAY.ID– Sejumlah pengikut self-proclaimed prophet Ebo Noah (juga dikenal sebagai Ebo Jesus atau Ebo Enoch) di Ghana menunjukkan kekecewaan ekstrem setelah ramalan banjir global pada 25 Desember 2025 ditunda.

Beberapa insiden pembakaran bahtera (ark) oleh pengikut "Nabi Nuh" asal Ghana itu dilaporkan terjadi, termasuk satu kasus di mana seorang pria membakar bahtera karena merasa ditipu setelah istri dan keluarganya pindah mendekati lokasi bahtera.

Ebo Noah, pria berusia sekitar 30 tahun asal Ghana, sempat viral sejak Agustus 2025 karena mengklaim mendapat wahyu ilahi tentang banjir dahsyat yang akan menenggelamkan dunia selama tiga hingga empat tahun mulai Hari Natal.

BACA JUGA:Geger Ramalan Kiamat Saat Natal 2025 oleh 'Nabi Nuh' dari Ghana

Ia membangun sekitar 8-10 bahtera kayu besar dengan bantuan nelayan lokal, mengajak pengikutnya berdonasi, berpuasa, dan bahkan menjual harta untuk bergabung.

Ribuan orang, termasuk dari negara tetangga seperti Liberia, berbondong-bondong ke lokasi bahtera di wilayah seperti Elmina dan Kumasi.

Namun, pada 24 Desember malam, Ebo Noah mengumumkan penundaan kiamat, mengklaim Tuhan menjawab doanya dan memberikan waktu tambahan untuk membangun lebih banyak bahtera.

Pengumuman ini memicu kemarahan. Seorang pria dilaporkan membakar salah satu bahtera karena merasa tertipu setelah keluarganya meninggalkan rumah demi "keselamatan".

Pengikut lain terlihat menangis dan kecewa berat, sementara beberapa netizen mengecam Ebo Noah sebagai penipu yang memanfaatkan donasi—terbukti dari pembelian mobil Mercedes-Benz mewah senilai sekitar US$89.000 (Rp1,4 miliar) pasca-penundaan.

BACA JUGA:Pesawat Gagal Terbang dari Jeddah, Kemenhaj Pastikan Hak Ratusan Jemaah Umrah Terpenuhi

Ebo Noah bahkan muncul di konser rapper Sarkodie pada 25 Desember, hari yang seharusnya menjadi "kiamat", semakin memicu ejekan publik.

Pihak berwenang Ghana sebelumnya sempat menangkapnya atas tuduhan menyebarkan kepanikan, tapi dibebaskan.

Kasus ini menjadi pelajaran tentang bahaya ramalan apokaliptik di era media sosial, mirip prediksi kiamat sebelumnya yang selalu gagal.

Banyak pengikut kini terlantar, sementara Ebo Noah tetap meminta donasi untuk "proyek lanjutan".

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Close Ads