JAKARTA, DISWAY.ID-- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah mengalokasikan dana sebesar Rp 3 Triliun untuk Dana Indonesiana.
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim menjelaskan, dana Indonesiana ini sebagai Merdeka Belajar Episode-18 untuk memajukan kebudayaan di Indonesia.
“Dana Indonesiana sebagai dana abadi kebudayaan adalah bukti bahwa pemerintah hadir dan bergerak bersama masyarakat untuk mewujudkan Merdeka Berbudaya,” ujar Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim kepada wartawan, Jumat, 25 Maret 2022.
Sementara Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pada 2020 dan 2021 pihaknya telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 3 triliun yang dikelola bersama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sebagai Dana Abadi Kebudayaan.
Dia menargetkan uang tersebut terus bertambah seiring berjalannya waktu.
“Dengan terbentuknya Dana Indonesiana, kita memenuhi janji presiden. Tahun depan kita harapkan diisi lagi sehingga mencapai Rp 5 triliun,” ujar Sri Mulyani.
Dari total anggaran Rp 3 triliun yang dikelola LPDP, selama dua tahun dana ini telah menghasilkan keuntungan sebesar Rp 200 miliar berdasarkan akumulasi sejak 2021.
Dana ini bisa dipakai oleh semua pelaku seni dan pelaku budaya untuk membangkitkan kembali gairah serta aktivitas-aktivitas kebudayaan yang sempat terhenti karena pandemi.
“Jadi siapa saja, ayo segera mendaftar untuk mendapatkannya,” ucapnya.
Sebelumnya, Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim dan Menkeu Sri Mulyani Indrawati resmi meluncurkan Dana Abadi Kebudayaan sebagai Merdeka Belajar Episode Kedelapan Belas. Program kali ini mengangkat tema Merdeka Berbudaya dengan Dana Indonesiana.
“Dengan Dana Indonesiana, pemerintah berupaya untuk hadir dan bergerak bersama masyarakat untuk memulihkan kebudayaan dari situasi pandemi dan mendorong pemajuan kebudayaan dengan dukungan dana abadi yang sifatnya lebih stabil dan berkelanjutan,” ujar Nadiem melalui siaran virtual, Kamis 24 Maret 2022.
“Melalui Dana Indonesiana kita menghadirkan sistem pemanfaatan anggaran negara yang fleksibel untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ekspresi budaya yang sejatinya bersifat eksperimentatif, spontan, dan berjalan lintas tahun,” imbuhnya.(len/RadarCirebon)