Untuk mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan elemen-elemen yang saling berhubungan untuk mambantu bangkitnya sektor parawisata Indonesia, diantaranya adalah pendekatan multi-stakeholder.
Dalam mengembangkan sektor pariwisata berkelanjutan, maka tidak bisa melakukannya sendiri.
Baik sektor publik maupun swasta perlu terlibat dan berkolaborasi satu sama lain, serta dengan masyarakat lokal.
BACA JUGA:Arus Balik Lebaran Menuju Jakarta Diprediksi Tembus 1,2 Juta Kendaraan Akan Lalui GT Halim
"Baik sektor swasta maupun publik perlu fokus untuk memiliki tujuan yang terukur dan metrik yang sebanding. Komponen-komponen ini sangat penting untuk perbaikan jangka panjang dan akuntabilitas pariwisata berkelanjutan," terang Sandiaga.
Untuk lebih menyelaraskan upaya menuju praktik pariwisata berkelanjutan terbaik, juga penting bagi pemangku kepentingan publik dan swasta untuk memiliki narasi terpadu tentang apa yang dimaksud dengan pariwisata berkelanjutan.
BACA JUGA:Harga Outfit Nagita Slavina saat Lebaran 2022 Bikin Geleng-geleng Kepala, Totalnya Mencapai 3 Digit!
"Saat ini, kita juga perlu melihat peran kaum milenial dan generasi Z dalam keberlanjutan tidak hanya sebagai turis, tetapi juga sebagai investor. Oleh karena itu, keterlibatan dengan demografis pada pariwisata berkelanjutan harus menjadi prioritas," ungkapnya.
Kedua, perlunya penguatan peran masyarakat sebagai agen perubahan transformasi pariwisata. Sebagai bagian dari upaya Pemerintah RI dalam membangun sektor pariwisata yang tangguh dan berkelanjutan.
Maka Kemenparekraf akan fokus untuk memajukan pemulihan pariwisata melalui penguatan peran masyarakat sebagai agen perubahan transformasi pariwisata.
BACA JUGA:Mandalika Racing Team Lunasi Hutang, Dimas Ekky: Alhamdulillah Hak Saya Tahun 2021 Sudah Diberikan
“Dengan program ‘Desa Wisata’ kami mengintegrasikan akomodasi lokal, daya tarik, dan saling melengkapi di bawah koordinasi pemerintahan desa dibungkus dengan kearifan lokal,” kata Sandiaga.
Program ini menurut dia, terbukti mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat desa, seperti terlihat di Desa Wisata Penglipuran di Bali yang menghasilkan pendapatan lebih dari 1,45 juta dolar AS pada tahun 2020.
BACA JUGA:Arus Balik di Tol Cipali Padat, Sistem One Way Masih Diberlakukan
Faktor terakhir dalam memastikan sektor pariwisata yang tangguh, penting dipastikan agar pergerakan orang dan perjalanan dapat terus berlangsung dengan aman bahkan di masa pandemi.
"Dalam konteks ini, kita perlu membahas lebih lanjut tentang bagaimana kita dapat menyelaraskan kesehatan standar protokol untuk perjalanan lintas batas," tutup Sandiaga Uno.