JAKARTA, DISWAY.ID-Kementrian Agama (Kemenag) mengenalkan metaverse kepada para guru dan tenaga pendidikan madrasah dalam International Symposium On Education (ISOE).
Dirjen Pendidikan Islam M Ali Ramdhani mengatakan, pemanfaatan teknologi metaverse ini harus disegerakan untuk mengejar ketertinggalan peserta didik dalam adaptasinya di era teknologi.
Ini dilakukan agar para peserta didik menjadi adaptif juga responsif terhadap perkembangan teknologi.
Setelah hadirnya teknologi saat ini, sudah saatnya perkembangan metaverse yang ditunggu dapat membangun pendidikan dalam ranah internasional tanpa batas ruang dan waktu.
Pria yang akrab disapa Dhani ini mensinyalir bahwa budaya digital merupakan tuntutan zaman dan guru harus terus mengupdate keilmuannya.
Guru dan tenaga kependidikan, serta siswa madrasah adalah insan pembelajar sepanjang hayat.
BACA JUGA:MAN 4 Jakarta Tunggu Arahan Kanwil Kemenag Untuk Buka Pendaftaran PPDB Madrasah 2022
“Keilmuan guru harus dinamis dan adaptif terhadap perkembangan zaman. ISOE 2022 memberikan ruang seluas-luasnya kepada guru untuk membangun jejaring internasional,” pesannya.
Direktur GTK Madrasah, Muhammad Zain menjelaskan bahwa ISOE adalah event internasional yang memberi ruang bagi GTK Madrasah untuk mendesiminasikan karya-karya akademiknya di ruang publik.
Dampak positif ISOE, para guru bisa menularkan pengalaman tersebut kepada para siswa tentang pentingnya global dexterity, ketangkasan global.
BACA JUGA:Meta Uji Coba Horizon Worlds, Aplikasi Virtual Reality untuk Metaverse
“Kita saat ini terhubung dengan dunia,” jelasnya sembari berharap ISOE inin menjadi pemicu bangkitnya teknologi termutakhir dalam dunia pendidikan madrasah.