COLOMBO, DISWAY.ID - Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan ribuan mahasiswa yang berusaha menyerbu rumah Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa pada Senin 29 Mei 2022 dini hari.
Mahasiswa terus menggelorakan perlawanan terhadap pemerintah yang menuntut Gotabaya Rajapaksa pengunduran diri dari tampuk kekuasaannya saat ini.
Pasukan anti huru hara menggunakan meriam air diikuti dengan gas air mata, saat pengunjuk rasa menurunkan barikade besi kuning di seberang jalan menuju kediaman resmi Presiden Gotabaya Rajapaksa di Kolombo.
BACA JUGA:Reihan dan Imam Akhirnya Kembali Kepelukan Ibu dan Keluarganya di Lampung, ‘Terima Kasih Pak Polisi’
Ribuan demonstran baik pria dan wanita terus memenuhi jalanan melakukan aksi. Ini merupakan berdemonstrasi hari ke-51 berturut-turut yang meminta Rajapaksa mundur karena krisis ekonomi terburuk di negara itu sejak kemerdekaan.
Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe tampil di televisi nasional pada Minggu malam menawarkan para pemrotes dengan berbagai solusi dan memberikan pencerahan tentang bagaimana mengelola negara.
“Pemuda menyerukan perubahan dalam sistem yang ada,” kata Wickremesinghe, memaparkan rencana 15 komite yang akan bekerja dengan parlemen untuk memutuskan kebijakan nasional.
BACA JUGA:Sadio Mane Putuskan Hengkang dari Liverpool usai Telan Kekalahan dari Real Madrid
“Saya mengusulkan untuk menunjuk 4 perwakilan pemuda untuk masing-masing di 15 komite,” katanya.
Wickremesinghe bukan dari partai Rajapaksa, tetapi diberi pekerjaan itu setelah kakak laki-laki presiden Mahinda mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada 9 Mei.
Ini setelah berminggu-minggu muncul aksi protes, ketika tidak ada legislator lain yang setuju untuk turun tangan.
Wickremesinghe satu-satunya perwakilan parlemen dari Partai Persatuan Nasional, kekuatan politik yang pernah kuat dan kini hampir musnah di Sri Lanka.
BACA JUGA:Latihan Timnas Indonesia di Lapangan Sidolig Diserbu Warga, Shin Tae-yong: Lumayan Bikin Semangat
Partai Rajapaksa, yang memiliki mayoritas suara di legislatif, telah menawarkan untuk memberinya dukungan yang diperlukan untuk menjalankan pemerintahan.