Sebuah laporan oleh Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) pada bulan Februari memperingatkan bahwa umat manusia masih jauh dari siap. Bahkan, untuk perubahan iklim yang terjadi.
Sistem pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan hutan selama beberapa dekade menjadi penyebab. Ini mendesak dunia untuk meningkatkan investasi dalam adaptasi alam.
”Tidak ada yang mengejutkan, tetapi ini benar-benar menghancurkan. Dapatkah Anda membayangkan biaya untuk kehidupan orang-orang ini? Jalan-jalan, pelabuhan-pelabuhan hancur,” ucap Melissa Fourie, seorang Komisaris di Komisi Iklim Presiden Ramaphosa yang dilansir Disway.id dari Reuters.
”Di Afrika Selatan, kami masih berbicara tentang transisi dari bahan bakar fosil seolah-olah itu opsional. Kita harus berhenti (membakar mereka) dan harus mulai bersiap menghadapi perubahan iklim yang sudah kita alami,” imbuhnya.
Peristiwa yang meluluhlantakan Afrika Selatan ini membuat sejumlah pihak terutama pelaku bisnis menghentikan aktivitasnya.
BACA JUGA:Tega! Tentara Israel Tembak Mati 3 Warga Palestina di Tengah Bulan Suci Ramadan
Pembuat pulp dan kertas Afrika Selatan, Sappi mengatakan banjir telah mengganggu aktivitas staf untuk bekerja. ”Saya liburkan dan jangan bekerja dulu. Ini musibah, saya pun tak tahu bagaimana kondisi mereka saat ini,” ungkapnya.
Pengecer pakaian anggaran Pepkor menutup pusat distribusinya di Durban setelah mengalami kerusakan.
”Kami hancur, daerah kami seperti disapu bencana yang begitu besar. Kami panik dan kekawatiran kami selalu datang ketika hujan itu datang lagi,” tutur pria yang mengaku rumahnya hancur terseret banjir.
Ya, nanjir dahsyat di provinsi pesisir timur Afrika Selatan menewaskan sedikitnya 341 orang. Tim penyelamat terus memburu orang hilang di tengah prakiraan hujan yang makin lebat, Jumat 15 April 2022.
”Sebanyak 40.723 orang telah terkena dampak. Total 341,” kata Sihle Zikalala, perdana menteri provinsi KwaZulu-Natal dalam konferensi pers, dini hari WIB.
Besarnya kerusakan, kata dia, yang masih dihitung. Banjir kali ini, merupakan bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya.
”Ini sejarah provinsi kami dan mungkin negara kami,” ucap Sihle Zikalala seperti dikutip Disway.id dari Reuters.
Provinsi itu dinyatakan sebagai daerah bencana sejak Rabu lalu. Ini setelah hujan terus-menerus selama akhir pekan.
Hujan lebat pada hari Senin kemarin membanjiri rumah-rumah, dan menyebabkan jembatan hancur terseret derasnya air,
Pasokan bantuan makanan juga terganggu. Pelabuhan tersibuk di Afrika, dengan kontainer pengiriman juga dinyatakan tidak berfungsi karena musiba ini.