JAKARTA, DISWAY.ID - Pendakwah kondang Gus Miftah membantah keras jika ia dianggap menghina masyarakat Padang dengan ucapannya.
Gus Miftah dianggap semakin membuat situasi semakin panas, dengan begitu kemudian ia meluruskan pernyataanya terkait agama rendang.
Hal itu diungkapkan Gus Miftah di kanal YouTube DH Entertainment News dengan judul: "Viral! Rendang Babi Tidak Punya Agama? Begini Klarifikasi Gus Miftah".
"Intinya saya bukan menghina Padang tidak. Catat ya, Padang salah satu ibu kota yang saya hormati. Tapi ketika kita berbicara rendang, rendang itu kan jenis makanan. Jengkol juga bisa di rendang, petai juga bisa direndang," kata Gus Miftah, dilansir dari YouTube DH Entertainment News, dikutip Senin 20 Juni 2022.
BACA JUGA:Zulkifli Hasan Tergetkan Sebulan Selasaikan Masalah Minyak Gereng, DPR Berikan Komentar Monohok
Gus Miftah kemudian meminta maaf jika pernyataannya tersebut membuat tersinggung, namun ia tetap tidak bermaksud dan tidak ada niatan membuat suasana semakin memburuk.
"Kalau kemudian pernyataan saya soal rendang buat tersinggung, tentunya saya sebagai manusia biasa meminta maaf. Tidak ada niatan saya nyinggung kawan-kawan saya di Minang maupun Padang. Jadi ngak ada niatan itu," ujarnya.
Gus Miftah pun mencontohkan dengan Nasi Mandhi. Bahkan Gus Miftah mengajak kaum pendeta makan nasi Mandhi. "Jika ada yang ingin masak nasi mandhi pakai babi, itu urusan mereka. Bukan urusan saya," tegas Gus Miftah.
BACA JUGA:Dituding Menghina, Ini Jawaban Gus Miftah Usai Tanyakan Agama Rendang: Intinya Saya...
Tak hanya meminta maaf, Gus Miftah juga sempat bertanya pada bapak pendeta di sampingnya dengan membandingkannya dengan nasi Mandhi.
"Jika ada yang ingin masak nasi mandhi pakai babi, itu urusan mereka. Bukan urusan saya," tegas Gus Miftah.
Di sisi lain, Ustaz Adi Hidayat (UAH) menyebut pertanyaan Gus Miftah soal kapan rendang memiliki agama merupakan suatu hal yang tak berfaedah.
BACA JUGA:Hollywood Geger, Pemenang Oscar Paul Haggis Diduga Rudapaksa Gadis Muda di Italia
UAH justru menilai pertanyaan yang dilontarkan Gus Miftah itu justru seakan mengecilkan suatu tradisi dari wilayah terentu.
Menurut UAH, rendang babi mempunyai agama sejak batik, calung hingga angklung sudah berkewarganegaraan.