JAKARTA, DISWAY.ID-- Kasus dugaan penistaan agama yang melibatkan kafe Holywings, berbuntut dengan penangkapan enam tersangka yang merupakan tim promosi kafe tersebut.
Kasus ini mencuat karena promosi yang dilakukan Holywings di media sosial, menuai kontroversi lantaran kontennya diduga mengandung unsur SARA.
Seperti diketahui konten promo tersebut menawarkan minuman alkohol gratis untuk pelanggan Holywings bernama Muhammad dan Maria.
BACA JUGA:Polisi Didesak Periksa Hotman Paris Soal Promo Holywings Miras Gratis Muhammad dan Maria
BACA JUGA:Pogba Beres Giliran Neymar Merapat ke Juventus, Tawaran Kontraknya Fantastis!
Dua konteks nama itulah yang diperkara oleh sejumlah kalangan, mulai dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) hingga beberapa organisasi masyarakat.
Kini kasus keenam tersangka staf promosi Holywings tengah menjalani tindak pidana yang menjerat mereka, di mana mereka diancam dengan hukuman maksimal 10 tahun penjara.
Terlepas dari itu, di media sosial kembali dihebohkan dengan unggahan foto tangkapan layar yang memperlihatkan sebuah percakapan antara bos dan karyawannya.
Unggahan tersebut diposting oleh akun bernama Gunpla di Twitter, di mana isi percakapan pesan singkat di grup WhatsApp itu seolah menggambarkan isu yang melibatkan Holywings saat ini.
Dalam isi percakapan itu tertulis nama Iska Nurasnah, Kok Brillian dan seseorang.
Percakapan pertama terlihat dari seorang bernama Iska; "Iya ni ko bril, kenapa jadi ada surat pemanggilan dari kepolisian gini sih? Kan kita cuma jalanin apa yang disuruh dari manajemen doang ko..
Percakapan tersebut lalu dibalas oleh seorang bernama Kok Brillian; "Ya itu kan salah kalian, kenapa harus ngejalanin? Kan bisa pikirin cara lain? Saya dan manajemen ga mau ikut campur urusan ini.
Lalu seseorang tanpa diketahui nama memberi pendapatnya; "Lho koh? Permintaan manajemen mendadak, katanya periode pertangan Juni sampe awal Juli harus ada Campaign yang jalan. Terus kita udah tawarin beberapa refrensi ide ke kokoh dan manajemen. Dibilang ga impact gak seru... terus tiba2 ada ide dari manajemen yg katanya udah disepakati bersama dan herannya kokoh approve soal itu. Kiat cuma disuruh jalanin dan buatin konten promosinya, kenapa jadi kita yang disalahin?