Alasan 'Misterius' Jokowi Ogah Tempati Istana Merdeka Jakarta: Meja, Kursi Bisa Berbicara

Jumat 01-07-2022,18:20 WIB
Reporter : Aulia Nur Arhamni
Editor : Aulia Nur Arhamni

"Tidak ada pembicaraan yang bisa dirahasiakan. Semua pembicaraan dalam waktu yang singkat bocor," jawab Jokowi lagi.

Faktanya, hanya ada dua orang yang pernah menjabat sebagai presiden RI yang berani untuk menetap dan tinggal di sana.

BACA JUGA:Manchester United Mundur, Tak Sanggup Tebus Antony Santos, Ajax Patok Harga Segini

Dua orang tersebut adalah Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir Soekarno dan Presiden Keempat Republik Indonesia yakni Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

"Beda halnya dengan Abdurrahman Wahid. Dia justru memilih tinggal di Istana Merdeka selama menjadi presiden. Gus Dur tidak takut pembicaraan di Istana disadap. Bahkan, di masa itu, Gus Dur mengubah suasana Istana menjadi lebih 'kerakyatan'," tutur Panda.

"Artinya, orang bisa masuk Istana dengan memakai sandal dan mengenakan kain sarung. Juga bebas merokok, sehingga gordin-gordin dan karpet pun bau asap rokok semuanya," ucapnya menambahkan.

BACA JUGA:Hari Ini Beli BBM Pertalite dan Solar Pakai MyPertamina, Sejumlah SPBU di Palembang Masih Cash

Panda yang kaget mendengar alasan Jokowi itu langsung bertanya kepada Mensesneg Pratikno, Andi Widjajanto yang saat itu masih menjadi Sekretaris Kabinet dan Luhut Binsar Pandjaitan, yang saat itu masih menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan.

Akan tetapi ternyata ketiga orang tersebut sama sekali tidak pernah mengetahui dan mendengar cerita dari Jokowi tentang hal tersebut.

Karena masih penasaran, Panda Nababan akhirnya menanyakan pertanyaan yang sama kepada purnawirawan TNI yang pernah menjadi perwira intelijen.

BACA JUGA:Jersey Kedua Timnas Indonesia Sudah Dirilis, Berapa Harganya?

Setelah itu, barulah Panda Nababan mendapat jawaban yang jelas dari sang purnawirawan TNI yang tak disebutkan namanya itu.

Disebutkan bahwa sebenarnya memang ada alat seperti proyektil yang bisa saja ditembakkan ke dinding suatu ruangan, lalu dinding itu merekam pembicaraan orang tersebut.

Bahkan alat itu dikatakan mampu ditembakkan dari kawasan Istana, seperti Jalan Merdeka Barat, Jalan Merdeka Utara, sampai ke Jalan Veteran.

"Beda halnya dengan Abdurrahman Wahid. Dia justru memilih tinggal di Istana Merdeka selama menjadi presiden. Gus Dur tidak takut pembicaraan di Istana disadap. Bahkan, di masa itu, Gus Dur mengubah suasana Istana menjadi lebih 'kerakyatan'," ujar Panda.

"Artinya, orang bisa masuk Istana dengan memakai sandal dan mengenakan kain sarung. Juga bebas merokok, sehingga gordin-gordin dan karpet pun bau asap rokok semuanya," tambahnya

Kategori :