JAKARTA, DISWAY. ID-- President Director Summarecon, Adrianto P. Adhi mengungkapkan angka pra-penjualan PT Summarecon Agung (Summarecon) Tbk selama 2021 yaitu sebesar Rp 5,2 triliun.
Menurut Ardrianto P. Adhi, perusahaan mengalami peningkatan yang cukup pesat dari tahun sebelumnya, 2020.
Tidak hanya itu, angka tersebut juga melebihi dari target yang mana perusahaan menargetkan sebanyak Rp 4 triliun.
"Sepanjang tahun 2021 perusahaan berhasil mencatat angka pra-penjualan sebesar Rp5,2 triliun atau 30% di atas target Rp4 triliun dan 58% di atas pencapaian tahun 2020 sebesar Rp3,3 triliun. Hal ini merupakan rekor tertinggi dalam sejarah perusahaan," ungkap Ardrianto dalam keterangan tertulisnya, Kamis 7 Juli 2022.
Pada public expose rapat umum pemegang saham (RUPS) Summarecon, ia membeberkan untuk mencapai angka tersebut, perusaha telah melakukan berbagai strategi salah satunya menjaga kualitas produk.
"Untuk mempertahankan operasi bisnis perusahaan agar tetap produktif dan juga memberikan kontribusi positif bagi seluruh stake holder disaat pandemi, kami secara ketat menjaga kualitas produk," bebernya.
"Menghadirkan desain produk yang mengadaptasi kebutuhan gaya hidup masyarakat, memberikan layanan yang berorientasi pada kepuasan pelanggan, juga pemasaran produk dengan penawaran skema pembayaran yang lebih ringan dan tingkat suku bunga kredit yang relatif rendah," lanjutnya.
Dengan strategi seperti itu, Adrianto yakin dapat membuat produk properti Summarecon semakin menarik dan lebih terjangkau bagi masyarakat.
BACA JUGA:SCT Motodetailing Dalam 2 Tahun Sudah Punya 40 Outlet, Ini Syarat Mudah Jadi Mitranya
Adapun pencapaian tersebut didapatkan dari unit pengembangan properti, unit investasi dan manajemen properti dan unit usaha lain-lain.
Dari data yang diterima Disway.id, Unit pengembangan properti mencatatkan pendapatan sebesarnya yaitu Rp 4.148 miliar.
Angka tersebut meningkat 13 persen yaitu 478 miliar yang mana pendapatan tahun sebelumnya sebesar Rp 3.670 miliar.
Pendapatan pada unit bisnis ini didominasi oleh segmen perumahan, yaitu sebesar 66% dari total pendapatan Pengembangan Properti.
Pengembangan properti mengalami peningkatan 37 persen, sebesar Rp 732 miliar dengan total menjadi Rp 2.723 miliar.