JAKARTA, DISWAY.ID-Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meyakini bunyi pepatah 'Ikan Busuk mulai dari Kepala'. Sebab itu dia pun menegaskan tidak segan akan menindak anggotanya yang melakukan penyimpangan dalam tubuh Polri.
"Dan tolong dicatat, namun terhadap anggota-anggota yang melakukan penyimpangan dan berdampak terhadap organisasi maka saya minta kepada rekan-rekan tidak ragu-ragu untuk melakukan tindakan tegas, karena ini untuk kepentingan organisasi. Dan mohon maaf kalau tidak mampu membersihkan ekor, maka kepalanya yang saya potong, setuju!," tegas Listyo kepada para pimpinan Polri.
Kapolri Listyo Sigit Prabowo mengingatkan para pimpinan di tubuh Polri untuk tidak anti kritik, peka terhadap lingkungan dan memenuhi rasa keadilan masyarakat utamanya di era keterbukaan saat ini.
BACA JUGA:Video Ferdy Sambo Minta Maaf ke Kapolri Jendral Sigit Prabowo Kembali Viral
"Ada pepatah ikan busuk mulai dari kepala, artinya kalau kita ingin merubah maka jadilah teladan, pimpinan harus jadi teladan baru di bawahnya akan menjadi lebih baik. Karena tidak mungkin kita memulai dengan yang baik kalau tidak dimulai dari diri kita sendiri," kata Lisyto.
Menurut Kapolri Listyo, pemimpin dalam tubuh polri harus berpikir bagaimana persepsi masyarakat.
"Predikfif, responsibilitas, transparan namun juga memenuhi rasa keadilan dan ini yang menjadi harapan masyarakat " tegasnya.
Menurut Jenderal Listyo, Polri diberi kewenangan oleh undang-undang dan ini berpotensi menjadi masalah apabila Polri tak mampu mengontrol dan abai terhadap masyarakat.
"Kita harus berpikir persepsi masyarakat tentang kita, dan harus perbaiki, turun ke lapangan, jaga emosi jangan terpancing, emosi yang mudah meledak dan tidak bisa dikontrol akan mengakibatkan perbuatan yang kita lakukan tidak terukur. Apalagi rekan-rekan yang diberikan kewenangan oleh undang-undang, dan ini berpotensi menjadi masalah apabila kita tidak bsia kontrol".
Kapolri Jenderal Listyo Sigit menyampaikan hal itu dalam Upacara Tupdik Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimpti) Dikreg ke-30 Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimmen) Dikreg ke-61 dan Sekolah Staf dan Pimpinan Pertama (Sespima) Angkatan ke-66 pada 27 Oktober 2021 di hadapan 117 personil Polri dan 31 Prajurit TNI.
Pada kesempatan itu dia pun mengungkapkan bahwa kepercayaan publik terhadap Polri menurun pada Oktober 67,9 dari sebelumnya pada Juni 2021 naik dari 72,8 persen dari 72,9 persen.
Hal ini kata dia, disebabkan oknum atau anggota yang arogan atau melakukan penyimpangan. Kata dia, satu orang berbuat penyimpangan maka dampaknya akan dirasakan pada seluruh organisasi Polri. Begitupun sebaliknya.
"Kenapa itu terjadi?, salah satunya perkembangan teknologi, Polisi yang arogan yang diviralkan, permisuh terhadap masyarakat. Perbuatan yang terjadi institusi baik itu dilakukan okunum atau perseorangan kalau itu positifi dampak positif sebaliknya jika negatif, maka dampak ke organisasi juga negatif. Padahal masih banyak rekan - rekan polri yang baik," jelasnya panjang lebar.
"Jadi ini yang akan saya lihat ke depan, penilaian-penilaian mampu nggak rekan-rekan kemudian untuk merubah menjadi pemimpin yang bisa diteladani anak buahnya. tantangan tapi memang eranya sudah seperti itu. Jadi mau tidak mau kita semua kita semua harus kita lakukan itu. Dan tolong ini betul2 bisa diimplemantisakan bukan sekedar pepatah bukan sekedar teori," tandasnya.