JAKARTA, DISWAY.ID - Tentara Nasional Indonesia (TNI) menggelar Komunikasi Sosial dengan Aparat Pemerintah Tahun 2022, pada Rabu 31 Agustus 2022.
Acara ini dilakukan di auditorium gedung BKKBN dengan upaya penurunan stunting dan menjalin sinergitas antara TNI dan aparat pemerintah daerah atau pusat.
Kegiatan yang mengambil tema Peran Aparat Pemerintah Dalam Rangka Akselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional untuk Indonesia Pulih Lebih Cepat Bangkit Lebih Kuat Pasca Pandemi Covid-19, dilakukan Bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
BACA JUGA:Ditetapkan Sebagai Tersangka Kasus Brigadir J, Apa Peran Brigjen Hendra Kurniawan?
Asisten Teritoral Panglima TNI Mayor Jenderal TNI Purwo Sudaryanto dalam sambutan mengatakan komunikasi sosial merupakan bagian dari metode pembinaan teritorial TNI yang bertujuan untuk memelihara komunikasi dan silahturahmi dengan aparat pemerintah.
“TNI dan BKKBN sudah menjalin kerjasama dalam rangka percepatan penurunan stunting. Kegiatan komunikasi sosial menjadi momen yang harus dilaksanakan untuk merapatkan barisan Karena kegiatan ini bertujuan untuk menyamakan visi dan misi untuk bersatu padu melakukan langkah-langkah strategis guna membantu pemerintah dalam rangka akselerasi pemulihan ekonomi nasional untuk Indonesia pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat pasca Pandemi covid-19,” kata Mayjen Purwo Sudaryanto.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr (HC) dr. Hasto Wardoyo Sp.OG (K) mengatakan kunci sukses pembangunan berkelanjutan Indonesia adalah dengan menekan angka stunting.
Hasto menyebut, untuk menuju SDGs (The Sustainable Development Goals) bertujuan untuk membangun Indonesia bebas dari kemiskinan, kelaparan, kesehatan dan pendidikan yang tidak layak.
“Dengan dibentuknya acara ini bertujuan untuk menekankan angka kematian pada bayi, kurangnya gizi pada anak dan menekan jumlah pendidikan yang tidak layak, semua anak di Indonesia harus mendapatkan pendidikan yang baik dan layak.” Ujarnya.
Hasto menjelaskan, penduduk Indonesia saat ini diisi oleh usia produktif 15-65 tahun yang jumlahnya sangat besar sehingga dependensi rasio penduduk produktif lebih besar yakni 64% dibanding usia tidak produktif.
“Karena tahun 2035 ageing population, semua populasi membanjiri kita kemudian window opportunity demografis sudah menutup dan bahkan lebih cepat nutup nya. Oleh karena itu kalau anak muda nya tidak cerdas, tidak hebat kualitasnya, maka anak-anak muda kita itu terbebani orang tua di tahun 2035,” tuturnya.
“Jangan sampai bangsa kita ini menua tapi belum kaya, kalau Jepang sekarang sudah menua dan sudah kaya sehingga orang Jepang itu orang tua nya punya modal untuk investasi bahkan punya pendidikan yang tinggi,” ucapnya.
BACA JUGA:Misteri Duren Tiga: Ada yang Ketahuan 'Main Gendong-gendongan'
dr.Hasto menambahkan, target yang diberikan Presiden Joko Widodo untuk menurunkan angka stunting di Tahun 2024 adalah 14%,
Sementara prevalensi saat ini masih 24,4% sehingga BKKBN hanya memiliki waktu kurang dari dua tahun untuk mencapai target tersebut.