Keempat, tentang hal-hal yang menyelamatkan manusia; taubat, shabat, syukur, raja', khauf, fakir, zuhud, tauhid, tawakkal, mahabbah, syauq, ridha, unsu, niat, jujur, dan ikhlas (Abdul Qadir Jailani, al-Ghunyah, Muassasah 'Izzuddin, 1992: 101).
Tujuan pendidikan Syeikh Abdul Qadir tersebut terbukti berhasil, terlihat dari terbentuknya generasi sholeh-sholehah yang terjun ke dunia politik dengan mendukung perjuangan Shalahuddin al-Ayyubi. Misalnya, tercatat sekitar 800 alumni Madrasah Syeikh Abdul Qadir terdiri dari kaum perempuan. Mereka menjabat posisi sebagai pembuat fatwa di Syam, terutama pada masa Shalahuddin al-Ayyubi (Majid al-Kailani, Hakadza Zhahara Jailu Shalahuddin wa Hakadza 'Asyat al-Quds, Dar al-Qalam, 2002: 251).
Dengan kata lain, generasi yang mendukung perjuangan Shalahuddin al-Ayyubi adalah hasil kaderisasi Syeikh Abdul Qadir Jailani. (*)
*) Penulis adalah Alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; Alumni Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia); Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015.