Hasilnya tak berbeda. Para pemain mengakui bahwa kedatangan suporter itu untuk memotivasi mereka yang malam itu kalah unggul dari tim tamu Persebaya Surabaya.
"Kami crosscek kalimat-kalimat itu juga sama, mereka berdialog dengan teman-teman pemain terutama pemain yang terakhir meninggalkan lapangan. Itu juga disampaikan. Tidak ada pemain yang luka," ungkapnya.
Berdasarkan fakta-fakta itu, dia membantah bila disebut suporter Arema Malang hendak menyerang pemain dan official saat berhamburan ke tengah lapangan.
BACA JUGA:Perseteruan Bonek dan Aremania Akan Berakhir, ‘Cukup Bersaing Dalam 90 Menit Selebihnya Bersaudara’
"Jadi kalau ada informasi yang bilang suporter ke sana itu menyerang, pemain-pemainnya bilang tidak seperti itu, dan suporternya juga bilang tidak seperti itu. Jadi dinamika ini sangat penting," ungkapnya.
"Nah lalu, kami telusuri, kami bertemu dengan beberapa aremania termasuk juga meng-cross cek informasinya dengan para pemain," tambahnya.
Hal tersebut didapatnya berdasarkan konfirmasi kepada para suporter yang turun ke lapangan.
"Jadi mereka berangkat (ke tengah lapangan) itu mau berikan semangat, berkomunikasi dengan pemain. Kami crosschek. Jadi mereka (aremania) merangsek itu mau kasih semangat, berkomunikasi dengan pemain. Kami cross cek kepada suporter, bilangnya kami ingin ngasih semangat." tandasnya.
Diketahui, kerusuhan terjadi setelah pertandingan Arema FC melawan Persebaya yang digelar di Stadion Kanjuruhan Malang pada 1 Oktober 2022, berakhir dengan kekalahan tuan rumah Arema FC atas Bajul Ijo.
Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur tersebut menjadi sorotan banyak publik.
Jumlah korban jiwa yang meninggal dalam tragedi Kanjuruhan itu tak sedikit, dimana menyentuh 125 orang.