Setelah melakukan penyelidikan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit menjelaskan terdapat enam tersangka atas tragedi Kanjuruhan Malang yang menyebabkan meninggalnya sebanyak 131 orang.
Selain pihak kepolisian, Komnas HAM juga ikut ambil bagian dan melakukan menyelidikan langsung atas insiden setelah pertandingan Arema vs Persebaya.
Atas kejadian tersebut Irjen Aryanto Sutadi curigai tokoh intelektual di belakang tragedi Kanjuruhan Malang dan mengatakan pasti ada orangnya.
Menurut salah satu penasihat ahli Kapolri ini, dalam peristiwa tersebut tidak mungkin disebabkan hanya karena permasalahan kecil.
BACA JUGA:Susi Pudjiastuti 'Nyanyi' di Kejagung, Airlangga Hartarto Kesenggol Dugaan Korupsi Impor Garam
BACA JUGA:Breaking News: Indonesia Lolos dari Sanksi FIFA, Presiden Jokowi Jelaskan 5 Poin Kolaborasi
“Ini pasti ada aktor intelektual dibelakang tragedi Kanjuruhan Malang dan pihak kepolisian harus segera mengungkapnya,” tambah Aryanto.
Terkait dengan penggunaan gas air mata, Aryanto mengatakan bahwa ini sudah sering digukanan oleh kepolisian dalam membubarkan massa.
“Tidak ada manfaatnya menggunakan gas air mata, lebih baik pakai water canon saja," tambahnya.
Menyinggung jam digelarnya pertandingan, Kapolri mengatakan bahwa kontrak siaran berkaitan dengan penolakan perubahan jam tanding Arema Vs Pesebaya.
BACA JUGA:Satria Kanjuruhan
BACA JUGA:Kalahkan Palestina, Taktik Bima Sakti Diuji Saat Timnas Indonesia Bersua Malaysia di Laga Terakhir
Menurut Kapolri, pihak Polres Malang sebelumnya telah mengajukan secara resmi pemindahan jam pertandingan dia kesebelasan tersebut.
Pemindahan jam pertandingan diajukan oleh pihak kepolisian sebagai tindakan preventif pengamanan jalannya pertandingan Arema Vs Pesebaya pada 1 Oktober 2022.