JAKARTA, DISWAY.ID - Ketua DPR RI Puan Maharani meminta Pemerintah menggencarkan memberikan edukasi kepada masyarakat terkait fenomena kasus gagal ginjal akut misterius yang ditemukan pada anak.
Selain itu, instruksi agar penggunaan obat cair kepada anak disetop sementara juga harus disosialisasikan secara masif.
“Kasus gagal ginjal akut misterius kepada anak cukup mengkhawatirkan melihat tingginya angka kematian. Pemerintah harus melakukan edukasi kepada masyarakat secara optimal terkait persoalan ini melalui berbagai strategi komunikasi maupun memanfaatkan platform media,” kata Puan, Rabu 19 Oktober 2022.
BACA JUGA:Catat! Ini Daftar 14 RS Rujukan Pasien Gagal Ginjal Akut pada Anak
Seperti diketahui, sejauh ini sudah ditemukan 206 anak kasus gagal ginjal akut di Indonesia yang belum diketahui penyebabnya. Sebanyak 99 anak di antaranya meninggal dunia.
Sementara itu, kasus 70 anak meninggal dunia akibat gagal ginjal juga ditemukam di Gambia, Afrika Barat, dan dilaporkan berkaitan dengan konsumsi obat yang tercemar etilen glikol dan dietilen glikol lantaran melampaui batas wajar. Kemungkinan serupa di Indonesia tengah didalami para ahli termasuk BPOM RI dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Untuk itu, Kemenkes meminta agar penggunaan obat cair dihentikan sementara, khususnya pada anak.
Kemenkes juga mengimbau agar penggunaan dan penjualan obat dalam bentuk cair atau sirup disetop untuk sementara waktu, termasuk di apotek, hingga riset terkait kasus gagal ginjal berhasil mengungkap fakta atau temuan baru.
“Pastikan seluruh tenaga kesehatan telah memahami untuk menunda sementara waktu pemberian resep obat cair untuk anak, serta membantu memberikan edukasi kepada masyarakat,” ungkap Puan.
BACA JUGA:Awas 5 Penyebab Gagal Ginjal Kronis, Berikut Gejalanya yang Wajib Diketahui
Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu mengatakan, petugas di fasilitas kesehatan menjadi garda terdepan dalam memberikan edukasi kepada masyarakat terkait fenomena gagal ginjal akut pada anak. Puan menyebut, edukasi publik juga dapat dibantu oleh aparatur desa serta memanfaatkan kader-kader Posyandu.
“Edukasi publik ini penting karena masih banyak masyarakat yang belum mengenali gejalanya dan tindakan apa yang harus dilakukan jika anak-anak mengalami gangguan ginjal akut,” tutur mantan Menko PMK itu.
Menurut Puan, kesimpangsiuran informasi soal kasus gagal ginjal akut pada anak harus dihindari karena dapat menimbulkan kepanikan serta ketakutan warga. Apalagi, banyak informasi yang belum dipastikan kebenarannya beredar di masyarakat.
“Karena jika masyarakat tidak mengenali gejala penyakit tersebut, maka penanganan penyakit tersebut akan terlambat dilakukan dan akhirnya berujung pada kematian sebagaimana 11 pasien gagal ginjal akut yang terjadi di Bali beberapa waktu lalu,” ucap Puan.
BACA JUGA:Immanuel Ebenezer: Kaki Ganjar 'Diikat' Puan Bebas, Hendaknya PDIP Adil