Pemeriksaan disebutnya diperlukan saat muncul gejala signifikan pada anak khususnya kebiasaan pipis mereka.
"Tidak perlu ya (pemeriksaan ureum dan kreatinin) kan ini penyakitnya akut, yang penting dimonitor frekuensi dan jumlah urine-nya. Kalau sudah tidak minum obatnya, ginjal masih bisa memfiltrasi sesuai fungsinya," lanjut dr Nadia.
Tanda Anak Harus Segera Dibawa ke RS
Beberapa waktu lalu, Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes Provinsi DKI Jakarta dr Ngabila Salama MKM mengungkap tanda atau warning bagi para orangtua untuk segera membawa anak ke RS.
Salah satunya, jika anak tidak buang air kencing lebih dari 12 jam.
Orangtua juga disarankan untuk memantau terus frekuensi buang air kencing yang tidak seperti biasanya. Gejala lain yang juga perlu diwaspadai adalah demam yang tak juga membaik selama dua hingga tiga hari.
Jangan sampai anak dalam kondisi yang sudah memburuk ketika dibawa ke rumah sakit, sehingga tak tertolong.
Bagaimana ciri-cirinya?
BACA JUGA:Deretan Obat Sirup yang Dilarang BPOM, Ternyata Ada juga yang Hoaks, Waspada Jangan Terkecoh!
"Jadi red flag-nya, batas kita harus waspada dan hati-hati kalau ada gangguan ginjal ini kencingnya berkurang. Kalau sudah bengkak badan, penurunan kesadaran, itu sudah terlambat," wanti-wanti dr Ngabila.
"Segera melakukan pemeriksaan darah dan air seninya, sebagai parameter, ke puskesmas, untuk memantau apakah ada infeksi saluran kencing. Ayah dan bunda sekalian jangan ragu ketika anak tidak menunjukkan perbaikan, segera dibawa ke puskesmas," pesan dia.
Itu dia hal-hal yang harus dilakukan jika anak terlanjur mengonsumsi obat-obatan yang tercemar etilen glikol.