"Kasus pada perempuan juga cukup banyak tapi perempuan yang sudah dewasa bisa lebih speak up dibandingkan anak-anak," jelas Baety.
"Nah, ini banyak yang akhirnya jadi korbannya terus-menerus gitu karena memang anak-anak ada keterbatasan tertentu, misalnya juga ada relasi kuasa antara korban dan pelaku," lanjutnya.
Dengan adanya data kasus tersebut, Baety meminta kepada media untuk memantau pemerintah pusat maupun daerah dalam memberikan dukungan terhadap korban kekerasan seksual.
"Soroti dan kritisi alokasi dukungan pemerintah dan pemerintah daerah terhadap sistem penanganan korban di wilayah," ujar Baety.
BACA JUGA:Penyataan Tegas Komnas HAM Lihat Kasus Gagal Ginjal Akut Terus Menanjak Hingga Ratusan
Adapun sistem dukungan yang dimaksud tersebut, yaitu berupa alokasi anggaran penanganan korban, alokasi anggaran untuk infrastruktur penanganan korban, kemudahan akses bagi korban untuk melapor melalui dinas terkait.
Baety juga meminta untuk ketersediaan fasilitas kesehatan bagi korban, ketersediaan rumah aman, ketersediaan rehabilitasi dan keterhubungan antara dinas-faskes (dokter) dan aparat penegak hukum.