Dia menyebut dengan berdatangan pasokan obat-obat gagal ginjal akut ke Indonesia harapannya mengendalikan pasiennya.
"Obat-obatnya sudah datang dan harusnya sudah bisa terkendali," katanya.
Dia merinci, obat-obat gagal ginjal akut yang telah tiba di Indonesia di antaranya dari Australia, Singapura dan Jepang.
"Kemarin dari Singapura dapat 30 obat, terus dari Australia 16 obat dan tadi malam datang jam satu dari Jepang 200 obat," beber Budi.
Budi mengklaim, sejak penghentian edaran obat sirup yang mengandung zat etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG), jumlah pasien gagal ginjal akut bisa ditekan.
BACA JUGA:Menang Tipis 1-0 dari Leicester City, Man City Sodok Arsenal di Puncak Klasemen
Dia menyebut, kini total pasien yang mengalami gagal ginjal akut yang tengah dirawat sebanyak 100 orang.
"Kita sekarang yang masih dirawat sudah di bawah 100 ya, dan sejak kita berhentikan sirup-sirup tadi itu penambahannya jadi sedikit sekali.
"Tadinya (terjadinya penambahan pasien) sehari itu hanya bisa sepuluh hingga 15 orang," papar dia.
BACA JUGA:Hasil Leicester Vs Man City: Kevin De Bruyne Bawa Citizen Menang Atas Serigala Kota
143 Anak Penderita Gagal Ginjal Akut Alami Anuria
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI), Mohammad Syahril menyebutkan bahwa sebagian anak yang terkena gagal ginjal akut mengalami anuria.
Hal tersebut disampaikan oleh Syaril keoada media saat konferensi pers secara daring, Kamis, 27 Oktober 2022.
Selain anuria, Syaril juga menyebutkan bahwa sebagian juga ada yang mengalami oliguria. Adapun oliguria sendiri adalah penurununan frekuensi buang air kecil termasuk volumenya.
BACA JUGA:Penyebaran 269 Kasus Gagal Ginjal Akut di 27 Provinsi Indonesia, DKI Paling Banyak