JAKARTA, DISWAY.ID - Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Demokrat Santoso menyalahkan sistem perekrutan jabatan Kapolri hingga mencuat isu Perang Bintang di tubuh Polri.
Menurut Santoso, sistem perekrutan jabatan Kapolri salah karena melangkahi beberapa angkatan yang sudah ada.
Karena apabila ada pihak yang seharusnya sudah dapat kesempatan naik jabatan, justru terlewatkan dan tak mendapat kesmepatan yang nyata.
BACA JUGA:Geger Dua Mantan Kapolri Disebut Picu Isu 'Perang Bintang' di Tubuh Polri: Sistem Ini Rusak!
"Ini akibat dari perekrutan jabatan Kapolri yang melangkahi beberapa angkatan," kata Santoso, seperti dikutip Disway.id dari akun Twitter @PDemokrat pada Jumat, 11 November 2022.
"Akhirnya yang bawah ini, yang seharusnya naik, jadi terpendam, terkunci," tutur Santoso menambahkan pernyataannya.
Kemudian Santoso mengira apabila proses karir ke jenjang yang lebih tinggi sesuai dengan aturan main yang ada, maka tidak akan terjadi gonjang-ganjing isu liar.
Maka dari itu Santoso tak heran lagi jika saat ini justru muncul isu perang bintang antar pejabat tinggi di tubuh Polri.
"Kalau proses karir sesuai dengan angkatan, tidak lompat-lompat, saya kira isu perang bintang ini tidak akan terjadi." tutup Santoso.
Sebelumnya, Dua mantan Kapolri yakni Jenderal (purn) Tito Karnavian dan Jenderal (purn) Idham Aziz disebut menjadi pemicu terjadinya perang bintang di tubuh Polri.
Menurut Wakil Ketua Komisi III DPR RI Desmond J Mahesa, isu perang bintang diawali dengan adanya pertemuan yang dilakukan oleh beberapa mantan Kapolri dengan Kapolri yang menjabat saat ini yakni Jenderal Listyo Sigit.
Pemicu munculnya isu 'perang bintang' itu sendiri dikatakan Mahesa terjadi karena ada dua mantan Kapolri yang tidak datang di dalam pertemuan tersebut.