JAKARTA, DISWAY.ID-- Piala Dunia 2022 Qatar tidak henti-hentinya menjadi perbincangan setelah berbagai isu hak asasi manusia menerpa.
Penunjukan negara yang beribu kota di Doha ini sebagai tuan rumah mendapat sorotan tajam setelah banyak kasus sehingga menjadikan gelaran turnamen sepakbola empat tahunan kali ini sarat akan muatan politis.
BACA JUGA:Syarat Terbaru Naik Pesawat Semua Maskapai Penerbangan Mulai 21 November 2022
BACA JUGA:Pelaku Pelecehan Seksual Siswi SD di Cipete Beraksi 2 Kali Berujung Ditangkap Polisi
Salah satu isu panas yang sempat muncul adalah bagaimana lebih dari 6.000 pekerja migran tewas ketika mengerjakan proyek konstruksi stadion yang digunakan dalam Piala Dunia 2022 Qatar.
Isu lainnya yaitu tentang pengakuan atas LGBT yang dalam beberapa tahun terakhir gencar digaungkan di banyak liga di benua Eropa.
Sebagaimana diketahui, Qatar merupakan negara Islam yang tidak mengakui hubungan sesama jenis.
BACA JUGA:Sosok Penembak Brigadir J Selain Bharada E Dibongkar, Ridwan Rhekynellson: Bukan Tembak-menembak!
BACA JUGA:Gempa 5 Detik Guncang Cianjur dan Sekitarnya, BPBD Masih Lakukan Pemantauan
Warna pelangi sendiri merupakan simbol dari LGBT dan anti-diskriminasi dengan tajuk OneLove.
Timnas Belanda merupakan tim pertama yang kaptennya mengenakan ban kapten pelangi di Euro 2020. Langkah tersebut kemudian diikuti oleh tim-tim lain yang berlaga di kompetisi internasional.
Kapten timnas Inggris, Harry Kane menjadi salah satu orang yang dengan tegas sejak awal menyatakan akan menggunakan ban kapten berwarna pelangi.
BACA JUGA: Yamaha Gelar Tes Ride Motor Listrik Yamaha E01 di Jakarta, Begini Caranya
BACA JUGA:Dampak Gempa Cianjur, 46 Orang Meninggal Dunia Saat Ini
Menurutnya dengan mengenakan ban kapten pelangi akan mengirim pesan yang gamblang pada dunia yang menyaksikan pergelaran Piala Dunia 2022 Qatar.