BACA JUGA:Telusuri Dugaan Jual Beli Jabatan di Pemkab Pemalang, KPK Kembali Periksa Saksi
BACA JUGA:Lowongan BUMN, PT Indra Karya Buka Rekrutmen untuk Lulusan S1 - S2, Simak Syarat dan Ketentuannya
Kepala Bagian Umum RSUD Sayang Anwar Amin mengatakan, tembok yang retak berada di Gedung CSSD (Central Sterile Supply Departrment) Instalasi di rumah sakit.
Anwar menjelaskan bahwa posisi ruangan yang berada di depan ruang unit Stroke adalah ruangan CSSD yang penyimpanan alat medis instrumen medis, untuk operasi gunting dan sebagainya.
“Bangunan itu kemarin sudah dianalisis oleh Kementrian PUPR, malam tadi sekitar jam 19.00 WIB, kami dan staf Kemenkes sudah kordinasi serta hasilnya sudah kami terima," ujarnya
BACA JUGA:Peduli Bencana Cianjur Polres Metro Tangerang Kota Kirim 2 Truk Bansos
BACA JUGA:Jerman Diduga Langgar HAM Gegara Aksi Tutup Mulut Dukung Kampanye 'One Love'?
Anwar menjelaskan bahwa jumlah pasien yang dirawat di tenda saat ini masih terus dilakukan pembaruan data dari rumah sakit.
"Pasiesn yang dirawat di tenda zona A kebanyakan korban bencana pasien dan pasien tersisa sebelum bencana. Zona B dekat stroke centre untuk rawat jalan. Ruangan sudah tidak digunakan untuk pasien umum non bencana, hanya gedung IGD itu," ujarnya.
Menurut Anwar sebagian besar pasien serta pihak keluarganya memilih dirawat ditenda dibanding di dalam gedung dengan alasan keselamatan.
"Dari sisi keselamatan pasien memilih di outdoor, pasien dan keluarga menolak untuk dirawat di dalam ruangan," ujarnya.