JAKARTA, DISWAY.ID - Ketua Umum Barisan Rakyat Indonesia Kawal Demokrasi (Barikade) Benny Rhamdani manilai pemerintahan Jokowi saat ini memang masih ada kekurangan.
Hanya saja, menurutnya, para oposisi pemerintah melontarkan kritikan yang sudah kelewatan sehingga berujung kategori kekerasan.
Pasalnya Benny Rhamdani menganggap serangan yang diberikan sudah termasuk ke dalam kategori yang salah.
"Yang kita soroti dalam perjalanan kebangsaan ini, ini sudah bukan kritik, lihat cara-cara yang mereka lakukan selama ini upaya untuk mendelegitimasi, menjatuhkan pemerintahan," ucap Benny di Senayan pada Senin, 28 November 2022.
"Selalu dengan pola yang sama penyebaran kebencian, fitnah, adu domba antarsuku dan agama, berita-berita hoax bahkan penghinaan dan pencemaran terhadap simbol-simbol negara, presiden, ibu negara," tambahnya.
Lebih lanjut, Benny menganggap serangan-serangan yang ada terus terjadi secara berkala sampai menjadi mesin mematikan.
Hal itu disebabkan juga karena masih tersimpannya dendam atas apa yang terjadi setelah pemilihan presiden di tahun 2019 silam.
BACA JUGA:Jokowi Disebut Dukung Ganjar di Belakang Layar
BACA JUGA:Jokowi Sebut Presiden Selanjutnya Rambut Putih, Satu-satunya Sosok Hanya Ganjar
"Ini kan terus berulang, ini menjadi mesin mematikan yang terus diproduksi, kami menangkap ini tidak lepas dari dendam politik yang diformalin pasca Pilpres 2019," tandasnya.
Sebelumnya beredar sebuah video yang memperlihatkan sosok Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani yang meminta ‘restu’ kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dalam potongan video tersebut, terdengar Benny meminta restu kepada Jokowi untuk berperang melawan orang-orang yang berseberangan dengan Pemerintah.
Dilansir dari Fajar.co.id, dalam video tersebut Benny mengatakan kepada Jokowi bahwa dirinya gemas dan ingin melawan orang-orang yang bertentangan dengan Pemerintah, Senin 28 November 2022.