JAKARTA, DISWAY.ID - New York menjadi negara bagian keenam di Amerika Serikat yang secara resmi telah melegalkan reduksi organik alami, yang dikenal sebagai pengomposan manusia sebagai metode penguburan.
Gubernur New York, Kathy Hochul menandatangani undang-undang terkait pengomposan jenazah manusia itu pada Sabtu, 31 Desember 2022.
Washington adalah negara bagian pertama yang melegalkan pengomposan manusia pada 2019, diikuti oleh Colorado dan Oregon pada 2021 serta Vermont dan California pada 2022.
BACA JUGA:Layanan Pijat di Puskesmas Bangli Utara Bali Bayar Pakai Kompos, Dirut BPJS Kesehatan Beri Apresiasi
"Saya berkomitmen untuk membuat tubuh saya menjadi kompos dan keluarga saya tahu itu," Howard Fischer, seorang investor berusia 63 tahun yang tinggal di utara New York City, dikutip dari laman foxnews.
"Apa pun yang keluarga saya pilih untuk dilakukan dengan kompos setelah selesai, terserah mereka." tambahnya.
Sebagai alternatif, metode penguburan hijau sejalan dengan pandangan filosofis Fischer tentang kehidupan: hidup dengan cara yang sadar lingkungan.
Prosesnya melibatkan jenazah yang ditempatkan ke dalam bejana yang dapat digunakan kembali, bersama dengan bahan tanaman seperti serpihan kayu, alfalfa, dan jerami.
BACA JUGA:DPRD Tangerang Selatan Rotasi AKD, Berikut Ini Komposisinya
Campuran organik menciptakan habitat yang sempurna bagi mikroba alami untuk melakukan pekerjaannya, dengan cepat dan efisien menghancurkan tubuh dalam waktu sekitar satu bulan.
Hasil akhirnya adalah tumpukan kubik bahan amandemen tanah padat nutrisi, setara dengan sekitar 36 kantong tanah, yang dapat digunakan untuk menanam pohon atau memperkaya lahan konservasi, hutan atau kebun.
Untuk daerah perkotaan seperti Kota New York yang lahannya terbatas, dapat dilihat sebagai alternatif pemakaman yang cukup menarik.
Meskipun pengomposan manusia sekarang legal di The Empire State, tidak semua orang setuju dengan gagasan itu.
BACA JUGA:Avengers Secret Wars Arena Pertarungan Pahlawan Alam Semesta, Tom Cruise Ikut Ambil Bagian
"Proses yang sangat tepat untuk mengembalikan potongan sayuran ke bumi belum tentu sesuai untuk tubuh manusia," kata Dennis Poust, direktur eksekutif Konferensi Katolik Negara Bagian New York, dalam sebuah pernyataan.