DENPASAR, DISWAY.ID - Kasus Rabies di Bali terus meningkat, pemerintah menyiapkan vaksin rabies.
Pemerintah Provinsi Bali menyiapkan 650 ribu stok vaksin rabies untuk kelompok hewan penular rabies (HPR) di 2023 ini.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali A.A Istri Inten Wiradewi mengatakan, vaksin tersebut bakal digunakan untuk vaksinasi 618.970 ribu ekor anjing.
BACA JUGA:Sudah Diperbaiki, 2 Kereta LRT Jabodebek yang Alami Tabrakan di Munjul Kembali Dioperasikan
Jumlah vaksin tersebut cukup jika melihat estimasi populasi anjing di Bali yang turun sekitar 876 ekor dari sebelumnya 619.846 ekor di 2022.
Inten Wiradewi mengatakan vaksinasi ini menjadi upaya Distan Pangan Bali dalam mencegah penyebaran anjing rabies yang angkanya mencapai 690 kasus sepanjang 2022. Jumlah tersebut sekaligus menjadi yang tertinggi di Bali sejak 2008.
"Memang kalau dari data hasil uji pada anjing, kasus positif tertinggi terjadi pada 2022 sejak adanya rabies di Bali tahun 2008 lalu," katanya.
BACA JUGA:Anton Gobay Mengaku Beli Senpi Ilegal untuk Dijual Kembali di Papua
BACA JUGA:Anak Buah Sambo Kembali Jalani Persidangan, Hadirkan Saksi dari JPU
Inten Wiradewi mengaku pihaknya telah memprediksi adanya peningkatan kasus tahun lalu, lantaran sejak pandemi 2020, vaksin rabies yang tersedia sangat sedikit.
Pada 2022 lalu, pihaknya juga tidak optimal melakukan vaksinasi lantaran anggaran terbatas, selain fokus menangani penyakit mulut dan kaki (PMK).
Akibatnya, kasus rabies di Bali pada 2022 meningkat lantaran upaya vaksinasi tidak berjalan optimal. Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Distan Kota Denpasar Made Ngurah Sugiri menambahkan, bahwa di wilayahnya dilakukan metode Imun Belt sebagai upaya memanfaatkan keterbatasan vaksin.
"Jadi, kita buat imun belt atau sabuk antibodi yang kita buat di perbatasan Kota Denpasar dengan kabupaten lain, terutama zona merah baik itu Gianyar dan Badung,” kata Ngurah Sugiri.
Di Denpasar, populasi anjing pada 2022 sekitar 89.796. Sebenarnya tidak banyak kasus yang masuk, tetapi umumnya terjadi di perbatasan, sehingga Distan Denpasar melakukan imun belt terhadap anjing di perbatasan sebagai prioritas.