JAKARTA, DISWAY.ID - Buntut pembakaran Alquran pemerintah Turkiye batalkan kunjungan Kepala Pertahanan Swedia ke negara tersebut.
Hal itu dilakukan oleh Turkiye dalam menanggapi ulah Rasmus Paludan yang merupakan pemimpin partai sayap kanan Denmark, Stram Kurs (Garis Keras) setelah diberi izin untuk membakar Alquran di dekat Kedutaan Besar Turki di Stockholm.
Tak hanya membatalkan kunjungan dari Kepala Pertahanan Swedia, Turkiye juga meminta pemerintah Swedia untuk mengambil langkah-langkah melawan kelompok yang melakukan pembakaran Alquran.
Turkiye dalam menanggapi ulah Rasmus Paludan.
BACA JUGA:BBM Subsidi Solar B35 Berlaku 1 Februari 2023, Harga Segera di Umumkan Pemerintah
“Kami menyesali melihat bahwa bahwa tidak ada tindakan yang diambil sebagai akibat dari tindakan keji terhadap Turkiye. Untuk itu, kunjungan Menteri Pertahanan Swedia Jonson ke Turkiye pada 27 Januari menjadi tidak berarti dan kami membatalkan kunjungannya," jelas Hulusi Akar selaku Menteri Pertahanan Nasional Turki.
Turkiye memperingatkan Swedia bahwa mengizinkan kegiatan propaganda yang sedang dipersiapkan oleh lingkaran yang berafiliasi dengan PKK di Stockholm pada hari Sabtu merupakan sebuah pelanggaran yang serius.
Selain itu Turkiye juga mengkritik Swedia karena mengizinkan rencana pembakaran Alquran di dekat Kedutaan Besar Turki.
BACA JUGA:Cuti Bersama Imlek 2023, Polda Metro Jaya Tiadakan Penerapan Ganjil-Genap di Jakarta Hari Ini
"Menurut hukum Swedia, keputusan Dewan Eropa, dan keputusan Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa, kejahatan kebencian dan rasisme bukanlah kebebasan berpikir atau kebebasan berekspresi," ungkap Hulusi Akar.
Menanggpi kejaadian ini, Tobias Billstrom selaku Menteri Luar Negeri Swedia mengungkapkan keprihatiannya atas pembakaran Alquran tersebut.
Namun, Billstrom menambahkan bahwa pihaknya tidak bisa melarang seseorang untuk melakukan aksi demonstrasi.
BACA JUGA:Satu Terduga Teroris Jaringan ISIS di Sleman Diamankan Densus 88, Sebar Propaganda Teror di Medsos