JAKARTA, DISWAY.ID- Polisi terus mendalami kasus pembunuhan berantai Bekasi - Cianjur dengan tersangka Wowon Erawan alias Aki.
Terbaru, polisi menemukan nisan kayu bertuliskan nama anak perempuan berinisial D di Cianjur Jawa Barat.
Tersangka pembunuhan berantai, Wowon disebut sudah menyiapkan nisan kayu yang bertuliskan nama anak perempuannya berinisial D di tempat tinggalnya daerah Cianjur, Jawa Barat.
Kolase: latar belakang rumah tkp pembunuhan berantai Bekasi, 3 tersangka pembunuhan berantai Bekasi-Cianjur.-Polda Metro Jaya-Kolase: Disway.id
BACA JUGA:Salah Satu Korban Wowon Cs Dikubur dengan Protokol Kesehatan Covid-19
BACA JUGA:Jasad Korban Wowon Cs Dibawa ke RS Polri
Terkait temuan tersebut, polisi tentunya melakukan penelusuran dan penyelidikan yang berkesesuaian antara keterangan dan alat buktinya.
"Untuk nama apakah untuk A dan B, itu tentu mendasari pada keterangan-keterangan dan alat bukti yang ada di penyidik,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes. Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko.
Sehingga tidak menutup kemungkinan adanya korban baru dalam kasus tersebut. Namun penyidik masih mendalami informasi dan keterangan tersebut terkait identitas dan motif yang menyertai.
“Artinya tidak menutup kemungkinan akan ada korban baru. Untuk siapa dan apa motifnya, ini penyidik masih mendalami,” tambahnya.
Terdapat dua lubang yang disiapkan tersangka sebagai bagian dari kejahatannya, dengan satu lokasi lubang yang berada di Bekasi, sementara satu lainnya berada di Cianjur yang tengah diselidiki lebih lanjut.
BACA JUGA:Wowon Si Pembunuh Berantai, Nyamar jadi Aki Banyu Suruh Bunuh Korban
BACA JUGA:Terungkap 11 Fakta Kasus Pembunuhan Berantai Bekasi - Cianjur
“Di TKP Bekasi ada satu lubang yang sudah disiapkan. Kemudian di Cianjur ada satu lubang yang disiapkan. Terkait dengan siapa, pertama, tim penyidik itu turun langsung ke TKP di Cianjur dan Bekasi, fungsinya atau perannya (yaitu) melakukan penyelidikan,” pungkasnya.
Tiga terdakwa kasus pembunuhan berantai atau serial killer Bekasi-Cianjur, Wowon alias Aki, Solihin alias Duloh, dan Dede Solehudin menjalani penahanan dengan sel yang terpisah.