1. Usia
Semakin tua usia ibu saat hamil, semakin tinggi pula risiko memiliki anak down syndrome.
2. Genetik
Sekitar 4% kasus down syndrome berasal dari hasil genetik warisan salah satu orang tua. Menurut Pusat
Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, risiko salah satu orang tua menurunkan down syndrome
sangat bergantung pada jenis kelamin pembawa kromosom 21 yang telah disusun ulang, antara lain:
-Jika pihak ayah yang menjadi agen pembawa (carrier), maka tingginya risiko bayi mengalami down syndrome yaitu sekitar 3%.
BACA JUGA:Polisi Dalami Temuan PPATK, Aliran Dana Rp 1 Triliun ke Politikus untuk Pemilu 2024
-Jika pihak ibu yang menjadi agen pembawa (carrier), maka tingginya risiko bayi mengalami down syndrome yaitu sekitar 10-15%.
3. Riwayat Melahirkan Bayi Down Syndrome
Ibu hamil yang sebelumnya pernah mengandung bayi down syndrome memiliki peluang lebih besar mengandung kembali bayi dengan down syndrome.
4. Kurang Asupan Asam Folat
Kekurangan asam folat pada ibu hamil dapat menganggu pembentukan kromosom. Maka dari itu, ibu
hamil disarankan untuk selalu mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, utamanya mengandung
asam folat seperti sayuran hijau, kuning telur, biji-bijian dan kacang-kacangan.
5. Paparan Kimia dan Zat Asing