BACA JUGA:Viral! Wanita Tanpa Busana Keluar Dari Camry Pelat Merah di Jambi
Selain itu menurut Rocky apakah mobil listrik tersebut merupakan produk demokrasi, dimana kebijakannya berdasarkan hasil kesepakatan bersama dan tidak hanya menampung kepentingan pebisnis atau segelintir orang saja.
Sedangkan subsidi dari pemerintah mendapatkan tanggapan dari berbagai pihak, di mana Mulyanto selaku anggota Anggota Komisi IV DRP RI yang mengatakan jika dirinya mempertanyakan bahkan tidak setuju dengan subsidi pada kendaraan listrik.
Menurut Mulyanto kenapa pemerintah memberikan subsidi pada pembelian barang mewah apalagi subsidi tersebut berasal dari hutang.
BACA JUGA:Audi A6 Kompol D Minta Diusut Kompolnas, Pertanyakan Asal Usulnya
“Ini kan barang mewah bukan barang umun dan sifatnya sangat personal, menginggat uang negara yang terbatas apalagi didapat dari hutang dan digunakan untuk subsidi mobil listrik,” terang Mulyanto.
“Saya lebih sependapat jika yang disubsidi itu kendaraan umum, kendaraan publik yang akan memberikan manfaat bagi semua masyarakat,” jelasnya.
Sedangkan isu mobil nasional yang akan diperkenalkan menurut Rocky, mobil itu bukanlah produksi Indonesia.
“Semuanya di impor dari China dan kita hanya merakit lalu diklaim mobil nasional,” terang Rocky.
BACA JUGA:18 Produk Launching di IIMS 2023, Formula 1 Powerboat Ikutan Mejeng
BACA JUGA:Waspada Banjir Rob di Jakarta Utara Hingga 6 Februari Mendatang
Rocky menjelaskan jika kehadiran mobil tersebut terasa sangat aneh, padalah pabrik yang katanya mobil nasional di Boyolali tekah tutup dan tiba-tiba sudah ada mobil baru produksi dalam negeri.
“Ini mengundang pertanyaan, kok tau-tau ada mobil nasional, kapan dan dimana produksinya,” tanya Rocky.
“Memang kita pernah punya mobil nasional produksi anak negeri, namun kemudian ditutup paksa karena persaingan dengan industry Jepang, padahal itu hasil riset panjang dari Habibi,” jelas Rocky.