Penyebab Gempa Turki Telan Ribuan Korban Jiwa Diungkap

Selasa 07-02-2023,19:17 WIB
Reporter : Puji Lestari Ningsih
Editor : Reza Permana

BACA JUGA:Viral! Mobil Dinas Polri Terobos Lampu Merah dan Tabrak Pengendara Motor di Rawamangun

BACA JUGA:Kuasa Hukum Duga Pelaku Rencanakan Bunuh Sopir Taksi Online di Depok

Sumber Patahan

Stephen Hicks, seismolog di Imperial College London, mengungkap gempa M 7,8 ini memiliki kekuatan yang sama dengan gempa yang menewaskan sekitar 30 ribu orang di Turki pada Desember 1939.

Ia mengungkap Turki pada dasarnya merupakan sarang aktivitas seismik karena berada di dua patahan besar di Lempeng Anatolia.

Yakni, Patahan Anatolia Utara (Northern Anatolian Fault/NAF) yang melintasi Turki dari barat ke timur; dan Patahan Anatolia Timur (East Anatolian Fault/EAF) yang ada di wilayah tenggara negara itu.

"Northern Anatolian Fault mendapat banyak perhatian dalam beberapa tahun terakhir karena migrasi gempa besar ke arah Istanbul," ujar dia.

"Namun hari ini gempa M7,8 tampaknya terkait dengan zona East Anatolian Fault yang mengimbangi lempeng tektonik Arab dan Anatolia," sambungnya.

Dikutip dari studi sejumlah peneliti Turki bertajuk 'Active Seismotectonics of the East Anatolian Fault' yang terbit di Geophysical Journal International, Februari 2022, Sesar Anatolia Timur merupakan patahan sepanjang 700 km yang terletak di antara lempeng Anatolia dan Arab.

BACA JUGA:Datangi PMJ, Istri Sopir Taksi Online yang Tewas Minta Kasus Segera Diungkap

BACA JUGA:Deretan Makanan yang Dapat Turunkan Kolestrol, Patut Dicoba!

Kedekatan Kutub Euler (titik rotasi patahan) dengan batas lempeng Arabia-Anatolia menyebabkan perubahan kecepatan lempeng yang cepat di sepanjang batas, yang dimanifestasikan oleh penurunan laju slip dari timur (10 mm/tahun) ke barat (~1-4 mm/tahun).

Para ahli mengungkap mekanisme fokus dan kegempaan menunjukkan bahwa EAF menukik ke utara dan membentuk batas lempeng yang terdefinisi dengan baik di timur antara Palu dan Çelikhan (turki) dengan gerakan lateral kiri.

Untuk mengukur bahaya seismik di sepanjang EAF, para ahli menghitung waktu pengulangan dan magnitudo maksimum untuk setiap segmen dengan menggunakan katalog kegempaan yang diperpanjang selama 150 tahun.

"Hasilnya menunjukkan waktu perulangan ~150 tahun dengan Mmax (magnitudo maksimal) ~6.7-7.0 di sepanjang segmen Palu dan Pütürge yang aktif secara seismik di timur," tulis para ahli.

"Sedangkan segmen barat yang relatif sepi menghasilkan waktu perulangan yang lebih lama; 237- 772 [tahun] untuk Pazarcık dan 414-917 untuk segmen Amanos dengan magnitudo sedikit lebih besar (Mmax~7-7.4)."

Kategori :