JAKARTA, DISWAY.ID – Diumumkannya Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden (Capres) dari PDIP semakin memperjelas peta Capres 2024 mendatang.
Dengan diumumkannya Ganjar Pranowo sebagai Capres oleh Megawati Soekarno Putri menjadikan Capres 2024 menjadi 3 nama di antaranya Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Dibalik itu terdapat perjanjian politik Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024 PDIP diungkap Refly Harun yang menyinggung kasus e-KTP dan Formula E Anies Baswedan.
‘Nama Ganjar Pranowo sebagai Capres sesungguhnya merupakan skenario pertama yang di buat oleh Istana, namun karena tak kunjung mendapatkan restu dari ketua Partai, makanya Jokowi ‘bermanufer’ seoalah-oleh mendukung koalisi besar,” terang Refly.
BACA JUGA:Erik ten Hag Maunya Depak David de Gea, Tapi...
Refly menjelaskan bahwa koalisi besar itu asumsinya menjagokan Prabowo Subianto dan pertanyaan sekarang siapa yang dijagokan oleh Presiden Jokowi, Prabowo atau Ganjar.
Jika Jokowi memang mendukung penuh Ganjar, apakah Gerindra bisa mengusung Prabowo meskipun para pendukung Jokowi atau telah menetapkan dukungannya pada Prabowo.
Menurut Refly dengan diumumkannya nama Ganjar Pranowo sebagai Capres PDIP pada Jumat lalu, menjadi sangat menarik karena kita akan melihat bagaimana nama Prabowo dan Anies.
BACA JUGA:Target Bawa Persija Juara Musim Depan, Hansamu Yama Singgung Andil Besar Thomas Doll
Seperti kita ketahui jika Anies namanya terseret dalam kasus Formula E dan Ganjar sendiri juga punya kasus yang tidak kalah besarnya yaitu terkait dengan e-KTP.
Perjalanan Anies Baswedan saat ini tergantung pada keputusan Mahkamah Agung terhadap kasus tersebut.
“Bahkan saya mendengar gosip bahwa kalangan tertentu percaya jika 99 persen Anies tidak akan bisa menjadi Capres 2024,” papar Refly.
Menurut Refly jika ini terjadi tentunya Pemilu 2024 tidak akan menarik lagi karena akan ada hanya dua nama yang tidak jauh dari Ganjar dan Prabowo.