BACA JUGA:Rian Mahendra Sentil Bima Tiktoker Cuma 'Hoki' Bisa Viral, Sebut Ada Efek Buruk: Kita Lagi Ngejaga..
"Gua dulu HR 121 remnya ngunci diturunan bawen (jauh lebih curam kemiringannya dibanding area parkir gucci) ditarik derek aja ga kuat apalagi bis itu yg isinya katanya 36 orang.. kudu ngendorin servo dulu baru bis bisa diderek," terang Rian Mahendra.
"Lagian ngeliat dr gaya gelindingnya bis divideo kemarin gua masih yakin itu handrem nya ada yg lepas.. andai ada pihak yg yakin handrem idup ban masih bisa ngegelinding ngikutin gaya gravitasi berarti dia mau nyalahin system nya hino? Bis gelinding diarea parkir polanya dah sesuai kadar kemiringan jalan.. gelindingnya bis pun tanpa daya dorong dan tanpa daya henti sedikitpun," sambungnya.
Alasan ketiga, yakni Rian Mahendra mengungkapkan sopir bus sudah pasti akan mengaktifkan rem tangan dan mengganjal ban bus saat parkir di area yang sedikit menurun.
Ia pun mempertanyakan, di mana crew lainnya sesaat sebelum insiden bus PO Duta Wisata terjadi.
BACA JUGA:Astra Otoparts Raih 6 Penghargaan di Ajang Indonesia WOW Brand 2023, Berikut Kategorinya
BACA JUGA:Wuling Air ev Turut Menyukseskan KTT ASEAN 2023 Labuan Bajo, 50 Unit Mendukung Mobilitas
"Ngopi atau keluar bis sambil nunggu penumpang penuh.. dia sudah ganjel ban juga.. masih diarea bus juga, terus lalainya dimana? Buat saya, dia (Romyani) nggak layak dijadikan tersangka," papar Rian.
Kemudian alasan terakhir, Rian Mahendra meminta pihak kepolisian bisa menelusuri terlebih dahulu rekaman suara orang yang ada di TKP tersebut.
Eks Direktur Utama PO Haryanto itu juga meminta maaf kalau kelihatannya dia ingin mengkritisi pihak dalam kasus ini.
Bahkan Rian Mahendra melihat ada potensi besar dari dua pihak yang bakal dijadikan 'kambing hitam' dalam insiden tergulingnya bus PO Duta Wisata ini.
BACA JUGA:Rian Mahendra Heran dengan Bima TikToker, Bela Jokowi dan Megawati: Jiwa Nasionalisme Gue Terusik!
"KNKT saya yakin mereka pihak yg jauh lebih kompeten dalam mencari kronologi atau malfungsi pada bis.. agar semua pihak lebih berhati-hati," tutur Rian Mahendra.