JAKARTA, DISWAY.ID - Rusia resmi menarik diri dari Perjanjian Angkatan Bersenjata di Eropa (CFE). Keputusan itu diambil di tengah perang yang kian berkecamuk di Ukraina.
Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pun mengecam langkah penarikan diri Rusia dari Perjanjian Angkatan Bersenjata di Eropa (CFE) tersebut.
"Sekutu NATO mengecam keputusan Rusia yang menarik diri dari perjanjian CFE yang bersejarah tersebut," kata aliansi militer tersebut dalam sebuah pernyataan resmi.
BACA JUGA:Terungkap! Alasan Lionel Messi Batal Ikut Rombongan ke Indonesia, Bagaimana Sikap PSSI?
Menurut NATO, CFE adalah sebuah 'landasan keamanan Eropa'. Artinya, jika keputusan itu diambil, artinya Rusia telah melakukan "serangkaian tindakan yang secara sistematis merusak keamanan Eropa-Atlantik."
"Penarikan tersebut menunjukkan bahwa Moskow terus mengabaikan kontrol senjata, tegas NATO," ujarnya.
BACA JUGA:Mahfud MD Sebut Ada 'Penyusup' yang Melemahkan Lembaga Pemerintahan: Jangan Kita Terlena!
Pihak NATO pun turut mendesak Moskow untuk mempertimbangkan kembali keputusan yang diambilnya tersebut.
"NATO menegaskan kembali komitmennya bahwa kontrol senjata konvensional yang efektif adalah elemen kunci keamanan Euro-Atlantik," tegasnya.
Seperti diketahui, penarikan terakhir Rusia dari perjanjian CFE akan berlangsung pada 7 November, kata Kementerian Luar Negeri Rusia pada Jumat 9 Juni 2023.
Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani sebuah dekrit tentang penarikan tersebut pada Mei tetapi negara tersebut telah memutuskan untuk menangguhkan pelaksanaannya sejak 2007.
BACA JUGA:Waspada! 11 Wilayah di Indonesia Bakal Dihantam Cuaca Ekstrem Hari Ini, Mana Saja?
Setelah memberitahu semua pihak dalam perjanjian tersebut, Rusia harus memperhatikan pemberitahuan 150 hari sebelum secara resmi keluar dari konvensi.
Perjanjian yang ditandatangani pada 1990 itu merupakan tindakan penting untuk mengakhiri Perang Dingin, karena membuat perwakilan dari dua blok, NATO dan Pakta Warsawa, berkomitmen untuk mengurangi peralatan militer.