Teknologi Nikuba Cuma Mau Ditiru
Sebelumnya Aryanto Misel dan dua orang timnya pergi ke Italia untuk mempromosikan Nikuba kepada perusahaan penyediaan sumber energi bagi Ferrari dan Lamborghini.
Namun selama 4 hari mempresentasikan teknologi Nikuba, perusahaan Italia itu tak merespons terkait biaya kompensasi untuk mengadopsi peranti tersebut.
Aryanto Misel menduga bahwa teknologi Nikuba temuannya hanya ingin ditiru tanpa ada bayaran.
"Jelas saya nggak mau, karena belum ada pembicaraan mengenai kompensasi kalau saya ajarkan pembuatan Nikuba," tutur Aryanto Misel di kediamannya di Cirebon.
BACA JUGA:Kekesalan Aryanto Misel saat BRIN Ikut ke Italia, Mulanya Nikuba Ditentang Keras: Ngapain Itu?
Aryanto Misel menilai kedatangannya menemui dua perusahaan hypercar itu seperti sia-sia.
Pasalnya, pengalamannya hanya dibayar keliling Italia.
Padahal, Aryanto mengklaim, teknologi Nikuba yang dikembangkannya butuh proses lama bertahun-tahun.
"Saya melakukan penelitian dan membuat nikuba itu selama lima tahun itu menghabiskan uang yang banyak," akunya.
Sejatinya, Aryanto mengaku tak menolak perminataan Ferrari dan Lamborghini jika ia harus mengajarkan mereka perancangan Nikuba asal ada kompensasi hak cipta.
"Saya siap belajarin buat Nikuba, asal ada kompensasi," jelas Aryanto Misel.
Aryanto menyebut, ia meminta Rp 15 miliar jika Ferrari dan Lamborghini mau mengadopsi teknologi Nikuba untuk pengembangan kendaraan listrik berbasis air.
Namun Aryanto mengaku sama sekali tidak ada pembicaraan soal biaya hak cipta Nikuba yang diinginkan mereka.
"Bahasa kasarnya, ya silahkan tekhnologi Nikuba yang saya ciptakan dibeli oleh mereka dengan nilai Rp 15 miliar, tetapi itu tidak ada obrolan mengenai itu," ujarnya.