Risal mencontohkan perbandingan tarif usulan dari operator (belum disubsidi) dengan tarif bersubsidi di beberapa rute, untuk rute Stasiun Dukuh Atas - Jatimulya sepanjang 28 km, tarif usulan operator sebesar Rp 37.268, sementara tarif bersubsidinya yaitu sebesar Rp 23.900 (PSO sebesar 36 persen).
BACA JUGA:Terios 7 Wonders Dibuka Untuk Umum, Daihatsu Ajak Masyarakat Bertualang Bersama di GIIAS 2023
Kemudian untuk rute Stasiun Dukuh Atas - Harjamukti sepanjang 25 km, tarif usulan dari operator sebesar Rp 33.275, sementara tarif bersubsidinya sebesar Rp 21.800 (PSO sebesar 34 persen).
Selanjutnya, untuk rute Stasiun Harjamukti - Jatimulya sepanjang 33 km, tarif usulan operator sebesar Rp 43.923, sementara tarif bersubsidinya sebesar Rp 27.400.
Beberapa rute dengan tarif bersubsidi lainnya di antaranya Stasiun Dukuh Atas – Stasiun Cawang sepanjang 10 km dengan tarif Rp 11.300, Stasiun Dukuh Atas – Stasiun Halim sepanjang 13 km dengan tarif Rp 13.400, Stasiun Harjamukti – Stasiun Cawang sepanjang 15 km dengan tarif Rp 14.800.
Selain itu, Stasiun Harjamukti – Stasiun Halim sepanjang 19 km dengan tarif Rp 17.600, Stasiun Jatimulya – Stasiun Cawang sepanjang 18 km dengah tarif Rp 16.900, Stasiun Jatimulya – Stasiun Halim sepanjang 15 km dengan tarif Rp 14.800 dan Stasiun Cawang – Stasiun Halim sepanjang 4 km dengan tarif Rp 7.100.
BACA JUGA:Cek Daftar Motor Honda yang Sudah Pakai Rangka eSAF, Ada 4 Nih!
BACA JUGA:Tak Berdaya! Tottenham Permalukan MU 2-0
Selain itu dalam rangka memeperingati HUT ke-78 Kemerdekaan RI, pihak Kementerian Perhubungan mengusulkan beberapa skema pemberian tarif promo.
Jika usulan ini disetujui, akan diterapkan pada saat LRT Jabodebek pertama kali dioperasikan atau Commercial Operation Date (COD) yang ditargetkan akan dilakukan pada akhir Agustus 2023.
Risal menuturkan, terdapat dua skema usulan penerapan tarif promo, pertama memberikan diskon tarif sebesar 78 persen dan memberikan diskon tarif terjauh sebesar Rp 20.000 saja.