“Dari pesan di tujukan pada semua orang dan mengindikasikan bahwa korban mengalami depresi, dari surat tersebut terlihat bahwa korban memiliki jarak sosial yang cukup jauh dengan pihak lain,” terang Reza.
BACA JUGA:Pokmas Pokir
“Sehingga ini bisa menunjukan bahwa korban mengalami depresi dan depresi merupakan pintu gerbang yang dapt menjadi terjadinya kasus bunuh diri,” tambah Reza.
Hal senada juga disampaikan oleh Adrianus Maliala selaku Kriminolog UI mengatakan bahwa kasus ini tidak jauh berbeda dengan kasus yang terjadi di Kalideres beberapa waktu lalu.
Akan tetapi menurut Adrianus dalam kasus ini tidak dapat dikaitkan dengan hal-hal yang mengarah ke sekte atau dunia mistik lainya.
“Lebih mengarah pada bunuh diri atau keduanya tidak mampu mengurus salah satunya,” terang Adrianus.
Pesanan Terakhir Jasad Ibu-Anak di Cinere
Kombes Hengki jiga menyampaikan bahwa dari pemeriksaan saksi terdapat pesanan terakhir terakhir ibu-anak di Cinere.
BACA JUGA:Kabareskrim: Operasional Sindikat Bandar Narkoba Fredy Pratama Terstruktur dan Rapi
Dari pengakuan saksi yang merupakan tukang galon air minum yang biasa mengantar ke rumahnya menjelaskan bahwa jasada ibu-anak di Cinere melakukan pemesanan pada 25 Juli 2023.
"Kalau hasil dari penyelidikan deduktif saksi pengantar galon, pada tanggal 25 Juli masih menerima galon," katanya.
Akan tetapi seminggu setelah itu, saat tukang gallon mengantarkan kerumah tersebut, namun pihak penghuni rumah tidak memberikan respon.
"Ini pada saat diketok, tidak dibukakan lagi pintunya, besoknya diketok tidak dibukakan lagi. Hari Selasa berikutnya diketok tidak dibukakan lagi," jelas Kombes Hengki.
BACA JUGA:Trik Nonton YouTube dapat Saldo DANA Gratis Rp 400 Ribu, Begini Caranya!