JAKARTA, DISWAY.ID-Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) melakukan kunjungan ke Pasar Grosir Asemka di Kawasan Pinangsia, Jakarta Pusat.
Dalam kunjungan tersebut Mendag Zulhas berdialog dengan sejumlah pedagang mengeluhkan sepinya pembeli sejak munculnya jualan daring di sosial media TikTok.
"Jadi, keluhan yang saya tangkap, di sini kan pusat grosir, harusnya paling murah. Tapi yang dijual di online bisa separuh harga dan ongkos kirim gak bayar, sehingga persaingannya tidak sehat," kata Mendag Zulkifli di sela-sela blusukannya, Jumat 29 September 2023.
BACA JUGA:Pembelaan Prabowo Kala Zulhas Bagi-bagi Uang Rp 50 Ribu: Dia Orang yang Suka Bersedekah
'Itulah sebabnya pemerintah hadir, karena keluhan seperti ini sudah bertubi-tubi. Hampir semua daerah memberikan laporan, oleh karena itu kita atur agar perdagangan itu tidak saling mematikan."
Menurut Mendag Zulhas, semua negara mengatur perdagangan melalui sistem elektronik, termasuk di sosial media.
Di Tiongkok, anak-anak muda dibatasi membuka TikTok hanya 40 menit.
BACA JUGA:Zulhas: Kemiskinan di Indonesia Teratasi Hanya 5 Tahun Jika Prabowo Presidennya
"Di negara-negara Eropa, India, Amerika, Australia, melarang transaksi perdagangan di sosial media. Kita tidak, tapi diatur jangan sampai misalnya yang dagang luring jualannya resmi, yang lain predatory pricing (menetapkan harga terlalu rendah-red)," kata Mendag Zulhas
Kementerian Perdagangan sudah menerbitkan Permendag Nomor 31 Tahun 2023. Yakni, menetapkan batasan bahwa perdagangan di sosial sedia atau S-Commerce hanya boleh memfasilitasi promosi barang dan jasa.
BACA JUGA:Dilarang Jualan, TikTok Indonesia : Kami Harap Pemerintah Mempertimbangkan
Perdagangan di sosial media tidak boleh menyediakan transaksi pembayaran. "Kita berharap Permendag ini bisa melindungi pelaku UMKM," ujar Mendag Zulhas.
"Di sisi lain kita mendorong mereka untuk memanfaatkan platform digital. Agar dapat mengembangkan usaha dan memperluas pasarnya."
Sementara itu, seorang pedagang asesoris mengaku, sudah 6 bulan belakangan ini tokonya sepi pembeli. Ia merasakan, perdagangan online telah mempengaruhi perdagangan langsung di pasar.
"Apalagi setelah ada dagang siaran langsung di media sosial. Di pasar sini dijualnya Rp 60 ribu, di jualan online bisa Rp40 ribu, lebih murah jadi orang lebih banyak beli online," ujar Armanto.