Pemboman yang terjadi pada akhir pekan ini yang digambarkan oleh warga Gaza sebagai perang paling hebat.
Akibat pengeboman telah memutus komunikasi di wilayah tersebut pada Jumat malam, sehingga sebagian besar memutus akses dunia bagi 2,3 juta orang di wilayah kantong yang terkepung itu.
Komunikasi baru bisa dipulihkan ke sebagian besar Gaza pada Minggu pagi.
Militer Israel mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka telah menyerang lebih dari 450 sasaran selama 24 jam terakhir, termasuk pusat komando Hamas, pos pengamatan dan posisi peluncuran rudal antitank.
BACA JUGA:Erdogan Getol Mengutuk Pemboman di Gaza, Israel Kembali Tarik Staff Diplomat dari Turki
BACA JUGA:Indonesia Sambut Baik PBB Setujui Resolusi Gencatan Senjata, 'Warga Gaza Harus Dilindungi!'
Dikatakan bahwa lebih banyak pasukan darat dikirim ke Gaza dalam semalam.
UNRWA menyediakan kebutuhan pokok di Gaza, dan banyak pengungsi Palestina berlindung di sekolah-sekolah UNRWA.
Beberapa rumah sakit telah ditutup dan yang lainnya hampir tutup karena kekurangan bahan bakar.
“ Persediaan di pasar hampir habis sementara bantuan kemanusiaan yang masuk ke Jalur Gaza dengan truk dari Mesir tidak mencukupi,” kata UNRWA.
“ Kebutuhan masyarakat sangat besar, meskipun hanya untuk kelangsungan hidup dasar, sementara bantuan yang kami terima sangat sedikit dan tidak konsisten,” lanjut UNRWA.
BACA JUGA:Matthew Perry, Bintang 'Friends' Ditemukan Meninggal Dunia di Rumahnya: Tenggelam?
BACA JUGA:Israel Mengaku Serbu 150 Sasaran di Utara Gaza, Hamas : Serangan Darat Itu Gagal
Juru bicara UNRWA Juliette Touma, mengatakan massa menyerbu total empat fasilitas pada hari Sabtu.
Dia mengatakan gudang-gudang tersebut tidak berisi bahan bakar apa pun, yang pasokannya sangat sedikit sejak Israel menghentikan semua pengiriman setelah dimulainya perang.
Salah satu gudang yang dijarah terletak di Deir el-Balah, tempat UNRWA menyimpan pasokan dari konvoi kemanusiaan yang menyeberang ke Gaza dari Mesir.