Mereka juga menjadi patron, untuk atlet panahan Indonesia, yang masih terus berupaya menggejar mimpi yang sama.
Pada saat Suma meraih medali perak, ia masih berusia 24 tahun yang lahir di Makassar pada 20 Februari 1964 dan kisah hidupnya tidak pernah jauh dari lapangan panahan.
Dikutip indonesiaarchery, suaminya, Adang Adjidji juga mantan atlet dan pelatih panahnya di pelatnas.
Dari pernikahan mereka, lahir Amanda Fajriana, satu-satunya putri dan anak mereka yang mengikuti jejak kedua orang tuanya, juga menjadi atlet panahan.
Semenjak pensiun dari atlet, Suma tak sekalipun meninggalkan dunia olahraga, terutama panahan yang sudah membesarkan namanya.
Suma menjadi PNS di Makassar, mantan Kepala Sub Bagian Kemasyarakatan di Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, tetapi hidup dan baktinya dia dedikasikan sepenuhnya untuk panahan.
Dia menjadi pelatih bagi junior-juniornya di Sulawesi Selatan.
Sebelumnya kabar cukup mengejutkan tersiar pada beberapa bulan lalu, tepatnya pada Agustus tahun ini.
Suma terbaring lemah di RS Hermina Makassar yang dirawat karena penyumbatan pembuluh darah dan hipertensi, sakit yang diderita sejak lama.
Pada Juli sebelumnya, Suma sempat berada di Jakarta, di Kantor Sekretariat PB Perpani.
BACA JUGA:Klasemen Medali Asian Para Games 2023: Sabet 2 Emas, Indonesia Naik ke Posisi 7
Kala itu, Suma menghadiri peringatan 70 tahun PB Perpani, yang didirikan pada 12 Juli 1953 silam.
Suma kembali reuni bersama kedua sahabat karibnya, Lilies Handayani dan Nurfitriyana Saiman.