Para mediator pada Rabu mencoba untuk memperpanjang gencatan senjata Israel-Hamas yang telah memungkinkan 60 sandera Israel dan 180 tahanan Palestina dibebaskan sejak pekan lalu.
BACA JUGA:Isi Surat Tahanan Israel Sanjung Para Jenderal Hamas, 'Putri Kami Bak Seorang Ratu di Gaza'
Erdogan mengatakan pemerintahan Netanyahu mempersulit upaya tersebut dengan terus membahas rencana untuk memberantas Hamas.
“ Pernyataan yang dibuat oleh pemerintahan Netanyahu menghilangkan harapan kami agar jeda kemanusiaan diubah menjadi gencatan senjata yang langgeng,” kata Erdogan.
Serangan udara dan darat Israel berikutnya di Gaza telah menewaskan hampir 15.000 orang, sebagian besar juga warga sipil, menurut para pejabat Hamas, dan membuat sebagian besar wilayah utara wilayah itu menjadi puing-puing.
BACA JUGA:200 Truk Bantuan Masuk ke Gaza, Warga Kembali Berjualan
Presiden Turki Tayyip Erdogan pada Selasa mengatakan kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres bahwa Israel harus bertanggung jawab di pengadilan internasional atas apa yang disebut kejahatan perang yang dilakukan di Gaza
Turki mengecam keras serangan Israel di Gaza dan mengirimkan gencatan senjata segera untuk memungkinkan diskusi mengenai solusi dua negara terhadap konflik Palestina-Israel yang lebih luas.
Erdogan juga menyebut serangan Israel di Gaza sebagai genosida dan menuduh Israel sebagai negara teror.
Israel menolak tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa mereka bertindak untuk membela diri terhadap musuh yang bertekad menghancurkannya.
BACA JUGA:Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas Sepakat Diperpanjang Dua Hari
BACA JUGA:Elon Musk Bertemu Netanyahu Saat Gencatan Senjata, Tour ke Wilayah yang Diserang Hamas
Turki juga menjadi tuan rumah bagi beberapa anggota Hamas, yang tidak dianggap sebagai kelompok teroris.
Tidak seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, dan beberapa negara Teluk yang mendukung agresi Israel ke Gaza.