JAKARTA, DISWAY.ID – Pembangunan Kanal Ben Gurion kembali terdengar pasca penyerbuan Israel ke Gaza setelah penyerangan yang dilakukan Hamas 7 Oktober lalu.
Kanal Ben Gurion merupakan perlintasan laut yang akan menghubungkan antara Laut Merah dengan Laut Mediterania yang saat ini hanya dapat dilewati melalui Terusan Suez.
Dengan adanya Kanal Ben Gurion, maka kapal akan melintas melalui Teluk Aqabah atau Teluk Eilat hingga tembus ke Laut Mediterania yang melewati wilayah Israel serta Gaza bagian utara.
BACA JUGA: Lionel Messi Berencana Menyusul Cristiano Ronaldo Hijrah ke Liga Pro Arab Saudi
BACA JUGA:Satu Korban Tewas Erupsi Gunung Marapi Ditemukan, Ini Identitasnya
Sebenarnya proyek Kanal Ben Gurion bukanlah hal yang baru, karena mega proyek yang didukung oleh pihak Amerika tersebut mulai muncul pada tahun 1960an.
Sedangakan namanya diambil dari yaitu Ben Gurion yang merupakan Perdana Menteri Pertama Israel.
Dalam memberikan dukungan atas rencana ini, bahkan Amerika menyarankan untuk melakukan penggalian dengan menggunakan nuklir.
Proyek Kanal Ben Gurion ini diajukan oleh Israel karena negara tersebut tidak mempunyai akses ke Terusan Suez yang dikuasai oleh Mesir, meskipun di operasikan oleh sebuah perusahaan gabungan Perancis-Inggris dengan masa sewa selama 99 tahun.
BACA JUGA:Tidak Ada Isu HAM, Amnesty International Indonesia Pertanyakan Visi Misi Prabowo-Gibran
BACA JUGA:Saham YG Entertainment Melambung Saat Mengumumkan Perpanjangan Kontrak dengan BLACKPINK
Pembanggunan ini sebenarnya tak lepas dari urusan bisnis, di mana pada 2022 sebanyak 22.000 kapal berlayar melalui rute strategis ini dan dianggap sebagai salah satu titik hambatan maritim terpenting di dunia.
Bahkan pada bulan Juni 2023, otoritas Terusan Suez meraup rekor pendapatan sebesar 9.4 miliar dolar Amerika meningkat sebesar 1.4 miliar dolar Amerika dari tahun sebelumnya.
Dengan dibangunnya Kanal Ben Gurion maka akan menjadi altenatif yang panjangnya kurang lebih satu setengah kali dari Terusan Suez yang memiliki panjang 193.3 km.