Krisis Ekonomi di Yerusalem
Setelah mengalami penutupan sekolah selama berminggu-minggu pada awal perang, sistem sekolah Kristen di Yerusalem menghadapi tekanan ekonomi karena para orang tua kesulitan membayar uang sekolah.
BACA JUGA:SGIE Gibran Disayur Netizen: Saya Pikir Susu Buat Ibu Hamil, Mau Jadi Pemimpin Jangan Menjebak Orang
Pengangguran telah meningkat tajam sejak dimulainya perang dengan pembatasan pergerakan yang melumpuhkan dan penutupan pariwisata yang hampir total.
Meskipun sekolah telah berupaya mengakomodasi keadaan ekonomi keluarga yang menurun dengan menurunkan besaran uang sekolah bahkan ada yang mengratisakan.
“Tanpa perubahan, cepat atau lambat sistem pendidikan akan runtuh,” papar Asfar dari Caritas
Dengan hilangnya turis dan peziarah, pendapatan keluarga lokal juga ikut hilang karena perang yang tengah berlangsung.
Selain para pemilik toko telah kehilangan musim pariwisata yang paling menguntungkan menjelang Natal.
BACA JUGA:Tempat Wisata yang Hadirkan Promo Akhir Tahun 2023, Dsikonnya Lumayan!
Tapi musim ini jalanan sepi, bahkan toko-toko tidak ada yang buka sama sekali, namun beberapa pedagang menaksakan untuk tetap buka tokonya.
Christo salah satu pemilik toko di Christian Quarter yang merupakan Kota Tua Yerusalem menjelaskan bahwa dirinya hanya mencoba untuk bertahan.
“Sungguh menyedihkan melihat Yerusalem seperti ini, sepertinya kita sedang dikepung,” tambahnya.
Bukannya didatangi pembeli, toko-toko yang buka malahan didatangi oleh orang-orang yang benar-benar tidak punya makanan lagi untuk hidup mereka, bahkan mereka meminta pekerjaan dengan upah makanan.
Komunitas Kristen Gaza Mengungsi