BACA JUGA:KPU Tegaskan Tidak Ada Surat Suara yang Sudah Tercoblos di Yogyakarta
Berkaca pada proyek reklamasi Teluk Jakarta, giant sea wall akan memperluas kerugian dan kehilangan ekonomi yang dirasakan oleh nelayan dan para pelaku perikanan lainnya di pesisir Utara Jawa.
Tidka hanya itu, proyek ini juga akan menghancurkan eksosistem mangrove yang selama ini terjadi di pesisir utara Jawa.
Kehilangan mangrove ini menjadi ironis di tengah kampanye dan diplomasi pemerintah Indonesia yang gencar ke dunia internasional untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat mangrove dunia sebagai upaya dari mitigasi dan adaptasi krisis iklim.
BACA JUGA: Mahasiswi Unesa Tewas Setelah Jauh dari Lantai 3 Kosan
BACA JUGA:Semakin Naik, Gibran Rakabuming Dapat Dukungan Perempuan
Sedangkan Indonesia sendiri di perhelatan COP28, terpilih menjadi Ketua Bersama Aliansi Mangrove untuk Iklim atau Mangrove Alliance for Climate (MAC), di mana aliansi ini beranggotakan 34 negara yang dianggap berkomitmen pada restorasi dan konservasi mangrove.
Proyek ini merupakan solusi palsu krisis iklim karena bertentangan dengan upaya pemulihan ekosistem mangrove sebagai bagian penting dari upaya mitigasi dan adaptasi krisis iklim.
“Tidak ada pilihan lain bagi pemerintah, selain menghentikan rencana pembangunan tanggul laut raksasa atau giant sea wall,” tulis Walhi.
Mengatasi banjir rob dan pemnurunan peneurunan permukaan tanah juga telah dilakukan oleh pemerintah DKI Jakarta.
BACA JUGA:Warga Ekuador di AS Cemas Keluarganya Terjebak, Khawatir Kartel Narkoba Menang Lawan Pemerintah
BACA JUGA:Mayat Pria Mengambang di Sungai Tanpa Identitas, Evakuasi Berjalan Dramatis
Anies Baswedan mengungkapkan saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, bahwa dalam mengatasi penurunan permukaan tanah salah satu hal penting yang harus dilakukan adalah menghentikan eksploitasi penggunaan air tanah.
“Dengan penghentikan eksplitasi air tanah dari penelitian JICA, efektif dalam menanggulangi penurunan permukaan tanah,” terang Anies.
Selain itu juga dengan melakukan penanaman mangrove yang akan membantu dalam mengatasi banjir rob.
“Dengan membangun tanggul bukanlah satu-satunya solusi, namun harus ada usaha menganti ekstrasi air tanah yang massiv,” tembahnya.