JAKARTA, DISWAY. ID – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menggelar seminar nasional yang membahas percepatan pembangunan tanggul laut raksasa atau giant sea wall yang merupakan arahan dari Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto.
Hal tersebut diungkapkan oleh Airlangga Hartarto bahwa dalam 3 hari Prabowo meminta untuk menyiapkan seminar membahas pembanggunan giant sea wall di sepanjang pantai Utara Jawa.
Akan tetapi ide giant sea wall Prabowo tidak relevan, di mana Walhi mengatakan jika hal ini akan menghancurkan perairan dan merugikan nelayan pesisir Utara Jawa.
BACA JUGA:Kepala RSPAD dan Danpuspomad akan Turun Pangkat, Ini Penjelasan Panglima TNI
BACA JUGA:Bikin Lucinta Luna Taubat, Film Siksa Neraka Dilarang Tayang di Malaysia dan Brunei Darussalam
Sedangkan Menko Perekonomian berdalih jika ide giant sea wall Prabowo mendesak dikebut lantaran kawasan Jawa Utara yang mencakup 5 wilayah pertumbuhan, 70 kawasan industri, 5 kawasan ekonomi khusus dan 5 wilayah pusat pertumbuhan sering terganggu banjir rob.
Walhi menjelaskan jika rencana pemerintah yang akan membangun kembali tanggul laut dengan cara mereklamasi laut adalah sesat pikir pembangunan.
Menurut Walhi melalui rilis resminya, proyek tersebut tidak akan menjawab akar persoalan kehancuran ekologis Pulau Jawa yang selama ini telah dieksploitasi untuk kepentingan industri ekstraktif baik di darat maupun di pesisir, laut dan pulau kecil.
Selama ini, wilayah pesisir utara Jawa, mulai dari Banten sampai Jawa Timur, telah dibebani izin industri skala besar yang menyebabkan terjadinya penurunan muka tanah secara cepat.
BACA JUGA:Indonesia- Vietnam Bidik Kerja Sama Kendaraan Listrik
BACA JUGA:Starbucks Digugat Sekelompok Advokasi Konsumen di AS, Atas Tuduhan Pembohongan Publik
Jika Pemerintah ingin menghentikan penurunan muka tanah di pesisir utara Jawa, maka solusinya bukan dengan membangun tanggul laut raksasa, tetapi dengan mengevaluasi dan mencabut berbagai izin industri besar di sepanjang pesisir utara Jawa.
Dengan pembanggunan giant sea wall akan mempercepat kebangkrutan sosial sekaligus kebangkrutan ekologis Pulau Jawa karena memperluas kehancuran dari daratan ke pesisir, laut dan pulau kecil.
Krisis di perairan Utara Jawa lebih jauh dampak dari pembangunan proyek giant sea wall juga akan wilayah tangkapan ikan ratusan ribu nelayan tradisional, karena proyek ini akan membutuhkan pasir laut yang tidak sedikit.