BACA JUGA:Kim Jong Un Ungkap Punya Musuh Nomor 1, Itu Bukan AS
Lembaga asrama swasta yang memiliki taman kanak-kanak dan sekolah dasar memberikan siswanya waktu istirahat setiap dua minggu.
Namun tidak pada akhir pekan ini, lapor The Paper, outlet berita yang didukung oleh pemerintah Shanghai.
Banyak siswa Yingcai berasal dari daerah pedesaan, katanya.
Pada hari Sabtu, pengguna media sosial Tiongkok menyatakan kemarahannya atas kebakaran tersebut dan menyerukan agar setiap pelanggaran keselamatan dihukum.
“ Menakutkan sekali, 13 anak dari 13 keluarga, semuanya lenyap dalam sekejap, jika tidak ada hukuman berat jiwa mereka tidak akan beristirahat dengan tenang,” tulis salah satu komentator di situs media sosial Weibo.
BACA JUGA:Houthi Kembali Dimasukan ke Daftar Teroris oleh Amerika
BACA JUGA:Kim Jong Un Ungkap Korea Selatan Musuh Utamanya: Lewati Perbatasan Sedikit Saja Berarti Perang
Tiongkok sering mengalami kebakaran dan kecelakaan fatal lainnya, yang sebagian besar disebabkan oleh standar keselamatan yang lemah dan penegakan hukum yang tidak memadai.
Pada bulan November, 26 orang tewas dan puluhan orang dilarikan ke rumah sakit setelah kebakaran di kantor perusahaan batubara di provinsi Shanxi, Tiongkok utara.
Sebelas orang tewas pada bulan Juli setelah atap gedung olahraga sekolah runtuh di timur laut negara itu.
Pada bulan April, kebakaran rumah sakit di Beijing menewaskan 29 orang dan memaksa para penyintas yang putus asa melompat keluar jendela untuk melarikan diri.
BACA JUGA:Pesawat Korean Air Tabrak Cathay Pasific, Begini Kondisi Penumpang
BACA JUGA:Puluhan Roket Al Qassam Meluncur ke Kota Netivot Israel
Setelah kebakaran perusahaan batubara pada bulan November, Presiden Tiongkok Xi Jinping menyerukan negaranya untuk melakukan investigasi mendalam terhadap risiko tersembunyi di industri-industri utama.