JAKARTA, DISWAY.ID - Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir dilaporkan meminta tentara Zionis menembak perempuan dan anak-anak Palestina di Jalur Gaza.
Menurut laporan media Israel, hal ini terjadi sebagai tanggapan terhadap Kepala Staf Angkatan Darat Israel Letnan Jenderal Halevi Halevi yang mengatakan, perintah penembakan di daerah perbatasan diubah sesuai dengan instruksi petugas di lapangan setiap hari.
Ben-Gvir kemudian menanggapi Kepala Staf Angkatan Darat Israel Letnan Jenderal Halevi Halevi dengan menjawab,” anda tahu cara kerja musuh kami.
BACA JUGA:Tragis! CEO Bank Herbert Wigwe dan Keluarganya Tewas dalam Kecelakaan Helikopter
Mereka akan menguji kita, kata Ben-Gvir, mereka akan mengirim perempuan dan anak-anak, dan pada akhirnya mereka akan terbukti menjadi penyabot. Jika kita terus seperti ini, kita akan mencapai 7 Oktober lagi.”
“ Para prajurit mengetahui kerumitannya, dan jika kita tidak mengoordinasikan perintah, kita akan menyaksikan kejadian buruk di mana tentara menembaki tentara lain,” jawab Halevi.
Namun, Ben Gvir menegaskan, “ Tidak mungkin ada situasi di mana anak-anak dan perempuan mendekati kami dari tembok.
“ Siapa pun yang mendekat untuk mengganggu keamanan harus menerima peluru, jika tidak kita akan melihat 7 Oktober lagi,” kata Ben-Gvir dikutip middleeastmonitor.
Sementara itu serangan udara Israel menargetkan 1,5 juta warga sipil di Rafah yang padat penduduknya di Jalur Gaza yang terkepung.
BACA JUGA:Houthi Ancam Peningkatan Operasi Militer di Laut Merah Jika Israel Serbu Rafah
BACA JUGA:Tentara Israel Mencuri Uang Lebih dari Rp 851 Miliar dari Bank Palestina
Rafah menjadi rumah bagi lebih dari 1,5 juta warga sipil yang mengungsi, dan serangan dari darat, udara, dan laut tersebut menewaskan sedikitnya 67 warga sipil, yang sebagian besar adalah anak-anak.
Seorang dokter Palestina di Rafah mengatakan orang-orang takut dengan kemungkinan serangan darat Israel di kota paling selatan Gaza, setelah semalam ia mengalami beberapa serangan udara terburuk sejak tiba di sana.
Dr Ahmed Abuibaid menggambarkan serangan udara terjadi tanpa henti dan terjadi di mana-mana.