BACA JUGA:Bayern Munich Resmi Berpisah dengan Thomas Tuchel, Apakah Penggantinya Jose Mourinho?
Selain menyinggung Pamilu di masanya, SBY juga menyinggung Pemilu dibawah kepemimpinan Megawati Soekarno Putri pada 2004 yang terdapat lima pasangan Capres-Cawapres dan tak ada masalah apapun dengan pasangan sebanyak itu.
Dalam buku itu, SBY juga menyinggung bahwa Jokowi tidak suka dengan salah satu kontestan Pilres 2024 yaitu Anies Baswedan.
Menurut SBY jika Jokowi menjegal Anies secara politis mungkin tidak melanggar undang-undang.
“Nah, yang menjadi persoalan adalah apabila cara yang dipilih oleh pihak Pak Jokowi untuk mencegah Anies menjadi capres itu bertentangan dengan etika seorang Presiden dan apalagi kalau masuk ke wilayah penyalahgunaan kekuasaan,” tambahnya.
“Kalau memaksakan seseorang untuk menjadi tersangka pelanggaran hukum, padahal tidak bisa dibuktikan secara mengesankan (no strong evidence), ini sebuah penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power)”.
“Masalah akan menjadi sangat serius kalau secara pribadi Presiden Jokowi memang terlibat dalam hal ini (personally involved). Sebagai seorang sahabat, saya sungguh berharap beliau tidak melakukannya”.
Dalam buku itu, SBY juga menyinggung bagaimana usaha menggagalkan koalisi pendukung Anies, di mana adanya gangguan terhadap Parti Domokrat oleh PK Moeldoko (Kepala Staf Presiden Jokowi).
Postingan buku SBY di media sosial juga mendapatkan respon dari netizen yang mengatakan bahwa saat buku itu ditulis masih pada posisi sebagai oposisi.
BACA JUGA:Waduh! Korban Bullying SMA Binus Serpong Ternyata Sering Lecehkan Perempuan?
BACA JUGA:Menkopolhukam Hadi Tjahjanto Jamin Situasi Tetap Kondusif Usai Pemilu 2024
“Itu buku ditulis saat masih oposisi kan, dan bagaimana sikap beliau sekarang, ya? Penasaran,” tulis akun X@afifahafra79.
Selain itu juga ada yang menuliskan bahwa buku itu merupakan curhatan SBY tentang Jokowi dalam bentuk surat terbuka yang dibukukan.